Langkah #4 Menunggangi si kuda besi sepanjang hari..!!
18 Maret 2015
Seperti biasa, si kawan ini sangat rajin. Jadi jam 6 udah
grasa grusu buat packing barang untuk melanjutkan perjalanan ke kota
berikutnya. Sedangkan saya? Masih menikmati pagi dengan selimut tebal.
Huehehe...
Jam 8 pagi, memang harus segera berangkat kalau tidak mau
pingsan di jalan karena riangnya matahari bersinar di langit Vietnam. Yyakk..!!
sebelum berangkat, nyarap pancake segede gaban dulu, dan cusss...!!!!
secuil bukti perjalanan menuju Hai Van Pass |
Hari ini, saya dan si kawan akan membelah Vietnam dari Hoi
An menuju kota Hue, yang dulunya pusat kerajaan di masa dinasti Nguyen dengan
menunggangi si motor yang kita pinjam kemarin. Pake motor dengan bawa 2 tas
keril dengan badan kecil dan jalan yang penuh tanjakan? Tadinya sih saya pikir
begitu. Ternyata udah banyak kemudahan disini. Jadi, tas bisa kita titip di
tempat peminjaman motor. Jadi si tas akan di bawa pake bis sama si orang yang
akan menjemput si motor. Jadi kita gak perlu repot dan dag dig dug der gimana
caranya bawa si tas gede.
ini yang orang bule bilang tetesan surga, garis pantai dari ketinggian |
kayak di puncak bogor kan? |
Dan memang mirip di puncak pass-nya Bogor yang ada rumah makan
dan tempat-tempat nongkrong pas di titik tertingginya Begitu juga di Hai Van Pass. Banyak para bule yang
Cuma kongkow-kongkow ketemu teman baru disini. Katanya sih ada air terjun
“Elephan Spring” di sekitar sana. Sayang, kita gak mampir, soalnya diburu waktu
untuk sesegera mungkin sampai Hue, karena si batas peminjaman si motor,
sedangkan si Hue masih jauh dari jangkauan. =.=a
kita akan menelusuri jalan itu |
Lepas dari pemandangan hijau kiri kanan, maka si motor
melaju di tengah-tengah truk dengan debu yang berhamburan di sepanjang jalan,
plus matahari yang semakin terik. Ajiiibbb...!!!! kiri kanan ada sawah, tapi
begitulah, panas masih juara.
Ada yang menarik disini, irigasi untuk sawah-sawahnya
berasal dari sungai. Saya lupa apa nama sungainya. Yang jelas kalau kita liat
di peta ada kok. Dan itu amazing, mereka bisa mengatur irigasi sehingga bisa
nanam sawah sepanjang mata memandang, dan ini mengingatkan saya pada pantura.
Setelah kiri kanan sawah, maka jalan yang kita lewati
kembali tebing-tebing dengan pohon satu-satu, rumah juga satu-satu, dan truk
satu-satu, jalan semakin menanjak dan berliku.
bayangan minum es kelapa di tengah teriknya matahari, di pinggir pantai
sambil menikmati angin sepoi-sepoi sirna sudah. iyee..!! rencananya mau
leyeh-leyeh di pantai. tapi yang kita temukan adalah gurun pasir yang
menyengat. haha.. tapi boy, bukan petualang kalau langsung nyerah hanya
nemu gurun pasir. begitu lah yang saya dan si kawan ini lakukan.
menyusuri si gurun pasir, mencari yang namanya bibir pantai. yup..!!
pantainya ketemu, berada di balik gurun pasir itu, tapi es kelapa gak
nemu. gak ada pohon disana. pohon aja enggan hidup di gersangnya pantai,
apalagi manusia. hanya ada 2 manusia yang rada eror menikmati alunan
ombak pas saat matahari di atas kepala, jam 12 siang..!!! siapa yang
bisa bertahan lama-lama tidur ketika sinar matahari menerjang tiada
ampun. begitu juga manusia eror ini, hanya bisa bertahan 15 menit. lalu?
cusss...!!!! melanjutkan perjalanan.
menyusuri gurun pasir, mencari kesejukan |
kita percaya, dibalik pasir ini ada kedamaian |
menikmati pantai di siang bolong, 12.00 pm |
harta karung raja Khai Ding |
Sekilas tentang Khai Ding, Khai Ding ini merupakan raja terakhir di masa dinasti Nguyen yang memerintah hanya 9 tahun dari 1916-1925. ceritanya raja Khai Ding ini meruapakan "boneka"nya pemerintahan raja Prancis. jadi gak heran kalau masyarakat Vietnam kurang antusias dengan si raja.untuk kuburannya sendiri, baru selesai setelah 10 tahun. katanya sih, si raja yang merencanakan sendiri bentuk kuburannya gimana. karena pengaruh dari Prancis terlalu kuat, maka arsitektur kuburannya juga begitu, gabungan dari Budaya Barat dan Timur. di kuburan ini kita bisa melihat barang-barang peninggalan si raja yang berasal dari hadiah-hadiah pemerintahan Prancis, mulai dari gelas, piring, komporm keramik dan kawan-kawannya. mungkin ini kali ya cikal bakal kenapa ada harta karun. yoi, si harta ikut di pajang dan menjadi berharga, dan gak bisa di ghibahkan meskipun si raja udah di kubur. =.=a
pintu menuju "rumah" abadi Khai Ding |
"rumah" abadi Khai Ding |
Kuburan Khai Ding katanya kuburan yang paling mewah, tapi [mungkin]
paling gersang. Pohonnya entek..! jadi panas sore itu gak bisa di lawan, Cuma
ada dua pohon beringin kecil di pojok sana. Jadi saya dan si kawan, mojok
disana sambil melepas lelah, menikmati sebotol susu kedelai. Beruntunglah,
terkadang si angin menghampiri. Jadi sadar gak sadar bisa menghabiskan waktu
berjam-jam sambil berdiskusi.
Puas menikmati angin, maka perjalanan dilanjutkan. Cusss..!!
dan eng ing ong..!! jam 4 sore akhirnya touch down Hue, beruntunglah si kawan
ini cerdas, jadi udah ada guest house yang lumayan murah, dan selanjutnya tepar
sampai pagi..!!! ^^v
Next!
Langkah #5
Next!
Langkah #5
0 komentar: