Sarjana Pertanian Kemana?

14.16 ipeh the pooh 2 Comments

pagiiii.....!!!
hm, saya gak tau kapan kamu membaca tulisan ini, bisa jadi pagi, pagi menjelang siang, siang menjelang sore, atau malam. yang saya tau, kata "paggiiiii...!!" salah satu kata penyemangat, karena pagi memberi saya harapan baru di hari yang baru..
^^v

kita bahas tentang pagi nanti saja. saat ini, saya ingin membahas tentang "hiks, jobseeker, >,<". kenapa harus ada "hiks"nya? iya, ternyata jobseeker itu pekerjaan yang penuh tantangan yang harus ditaklukan. eit, tunggu..tunggu..., saya pernah mendengar suara-suara yang mengatakan, "kenapa harus jadi jobseeker?, entrepreneurship dong.." okelah, tapi emang jadi entrepreneurship juga tidak semudah yang dikatakan. dan tidak semua orang bisa dengan mudah menjadi entrepreneurship itu [baca:saya. *curcol]. dilihat secara kasat mata, perbandingan entrepreneurship dan jobseeker itu, jobseeker masih juara deh. iya gak? *minta dukungan.

ngg..sepertinya perdebatan antara si entrepreneurship dan jobseeker, kita tinggalkan saja. gak bakal tuntas deh, bakal ngalahin ceritanya harry potter atau tersanjung. *he? harry potter vs tersanjung? perbandingan yang gak banget dah. haghag...

kamu masih mahasiswa? udah lulus? bidang kamu apa? pertanian? mau kerja dimana? mau nyoba dibank? apa? bid. pertanian juga? hm..hebat ya. tapi kamu perempuan. *loh, apa hubungannya. he-eh. ternyata ada hubungannya teman, percaya atau gak..!! *lagi2 curcol.

saatnya saya membeberkan semua hubungannya [baca:curhat]. *menganggukkan kepala dan mengepalkan tangan.

kita mulai dari sini..

mengutip dari Republika, 2012 "REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Pendidikan di Indonesia tengah menghadapi persoalan rendahnya minat calon mahasiswa pada jurusan pertanian. Ironisnya, persoalan ini terjadi di negeara yang selama ini dikenal sebagai negara agraris. Pihak Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan Nasional menuding persoalan ini muncul akibat kebijakan bidang pertanian yang tidak mendukung. Sehingga industri pertanian tidak tumbuh optimal."
selanjutnya, kita coba liat di RiauPos dan LensaIndonesia.com, dan saya tulis jadi "Berita Riau,JAKARTA (RP) - Indonesia adalah negara agraris. Tapi sumber daya manusia (SDM) di bidang keilmuan pertanian terlihat makin kurang dari tahun ke tahun. Wakil Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), Salman Dianda Anwar menyebut, penyebab minimnya peminat mahasiswa berkuliah di pertanian karena kurangnya kesempatan kerja buat mereka. ''Sarjana-sarjana pertanian malah lebih banyak yang bekerja di sektor lain, seperti lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) malah bekerja di perbankan,'' kata Salman, Sabtu (24/3)."

dari LensaIndonesia dapat dibaca, klo sebenernya kampus itu salah satu sumber pelaku pertanian dimasa kini, dan pemerintah seharusnya harus lebih maksimal memberdayakan lulusan pertanian untuk dapat menuju kemandirian pangan yang katanya mencapai 3.32%. apalagi, menurut terawangannya DIKTI, nanti ditahun 2025, lulusan pertanian mencapai 5% loh.. *bangga??

hm...*berpikir sambil ngetuk-ngetuk jari ke kepala.
oke..oke..ini pendapat saya, maaf jika terjadi pro dan kontra. wajarlah ya..

saya sedih membaca kalimat yang ini, ''Sarjana-sarjana pertanian malah lebih banyak yang bekerja di sektor lain, seperti lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) malah bekerja di perbankan,''. padahal, "mereka" tau dan mengerti kalau itu terjadi karena kebijakan bidang pertanian yang tidak mendukung dan penyebab minimnya peminat mahasiswa berkuliah di pertanian karena kurangnya kesempatan kerja buat mereka.
jadi, ayamku? *kenapa ayam harus dibawa2??
bingungkan? saya juga bingung saudara-saudara...

intinya, jangan salahkan dan bawa-bawa IPB deh ah klo lulusannya banyak kerja di bank. *cinta almamater
bagaimanapun cintanya dengan pertanian, tapi kalau gak ada lapak untuk mengembangkan diri, dan disisi lain kita juga harus menjalani hidup yang keras ini [*sedikit didramatisir ya, biar seru], dan ketika bank memberikan janji penghidupan yang layak, lalu? [*kembali berpikir]. emang sih bukan bank aja yang memberi janji, masih banyak lapak selain bank, tapi karena bank masih rating pertama, jadi gak masalah la ya bank selalu disebut disini. :p
bagaimana menurutmu?

saya dengar suaramu yang mengatakan "ada kok, perusahaan perkebunan, deptan, atau apalah yang membutuhkan lulusan pertanian". ehm, saya tidak mengatakan klo tidak ada bukan? memang ada, dan pasti ada dan kamu pasti bisa masuk, apalagi gendermu laki-laki. *kok bawa-bawa gender?
maaf-maaf, penulis gak mau ribut kok. tapi itu, terkadang, ngg...sering deh, iya kebanyakan perusahaan-perusahaan itu mencari laki-laki, lalu nasib lulusan pertanian bergender wanita? harus kerja di bank? gitu?? tidaaaakkkkk...!! kan kita juga cinta pertanian. hiks...>,<
apa ini bisa dibilang klo kebijakan tidak menukung dan kurangnya kesempatan untuk mengembangkan diri untuk wanita-wanita yang terjerumus ke dunia pertanian?
lalu, kenapa setiap tahunnya kursi-kursi di kampus sana lebih banyak diisi oleh wanita? wanita? dan wanita lagi? kan kasihan, nanti ujung-ujungnya pada bingung harus melangkah kemana.. *lagi-lagi curcol
Ups, maaf-maaf, ada juga kok wanita yang bekerja di perusahaan perkebunan, seperti beberapa orang teman saya. tapi bisa dipastikan mereka menjadi wanita yang anggun dan duduk manis di sebuah ruangan, atau "jalan-jalan" kesana kemari untuk melihat dan memantau perkebunan. yah begitulah, klo dibandingin peluang kerjanyan dan jumlah wanita yang lulus mungkin kurang sebanding ya, ngg...seperti naik ke puncak mahameru dan turunnya. *kenapa memakai perbandingan yang gak nyambung sih??
*penulis sedang error.. :p

dulu, sempet mikir sih, emang apa sih bedanya wanita dan laki-laki? kenapa harus laki-laki? kan sama-sama belajar. sampai suatu suara yang menyadarkan dan membuat saya tidak berkutik. suara itu mengatakan
" (1) klo wanita kerja dikebun, trus sakit karena siklus bulanan gimana?apa mau libur tiap bulannya? (2) klo nanti dikebun ketemu ular gimana? mau teriak-teriak? (3) klo udah berkeluarga, lalu keluargamu?"
*diam seribu bahasa, bingung mau menimpali pake apa. karena suara itu benar. haghag...

hm...sungguh dilematis, menurut saya. jadi, selanjutnya? *masih berpikir
ada yang bisa bantu jawab??
hehe...




You Might Also Like

2 komentar:

  1. 13nice blog kak :)
    saya juga mahasiswi pertanian, masih semester 3 tapi udah kepikiran besok bakal kerja jadi apa dan dimana ._.
    udah cewek, anak bungsu pula. Bakal lebih sulit buat nyari kerja di luar kota apalagi luar pulau pff. Tapi tiap orang ada rejekinya sendiri-sendiri kan kak? :')
    tapi berkat posting blognya kakak saya jadi gak terlalu "merasa bersalah" untuk punya cita-cita kerja di bank hahaha~

    BalasHapus
  2. maaf, saya baru baca komentar kamu.. ^^V

    tidak perlu merasa bersalah jika kita melakukan hal yang jujur, dan sesuai hati. apapun itu, yang penting kita lakukan secara totalitas. ^^v

    BalasHapus