I'm Nothing
nemuin sebuah catatan yang sengaja saya catat ketika membaca majalah Tempo, edisi khusus R.A Kartini, 22-28 April 2013.disana ada judul artikel "Dia Minta dipanggil Kartini Saja". dan ada yang menarik untuk direnungkan, apa sebenarnya yang diinginkan Kartini terhadap kaumnya. hehe..
*sekarang boleh Juli, tapi tentang Kartini mah sepanjang masa, gak harus April kan? hehe..."
mumpung catatannya masih ada dan masih bisa dibaca, jadi dipindahkan saja..
hehe..
yuk mari..=D
paragraf menarik pertama yang saya catat,
menurut Kartini, agar kaum bangsawan menyadari kewajibannya, pendidikan dan ilmu pengetahuan harus diperluas. jika tidak mungkin sekaligus mendidik suatu bangsa yang terdiri atas 27juta orang, kata Kartini untuk sementara kalangan teratas saja yang diberi pendidikan dan pengetahuan. hal ini dinilai bermanfaat karena rakyat sangat setia kepada bangsawannya.
segelintir kalimat-kalimat yang berseliweran dikepala setelah membaca kaliamt diatas,
sengaja saya perbesar lagi, yoa..!! agar kaum bangsawan menyadari kewajibannya, pendidikan dan ilmu pengetahuan harus diperluas. apa? apa yang harus kita renungkan? disana jelas tertulis, pendidikan dan ilmu pengetahuan sangat diharapkan membantu bangsawan untuk menyadari kewajibannya. siapa kaum bangsawan disana? siapa?
buat kamu, kita yang merasakan indah dan nikmatnya pendidikan. lalu? apa kewajiban kamu, kita hei para bangsawan? seharusnya dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan, kamu, kita, para bangsawan bisa mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. itu kan SEHARUSNYA..!!
tapi nyatanya?? aku, kamu, kita, kaum bangsawan menyalah gunakan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk memenuhi keinginan diri, keegoan diri, dan melupakan kewajiban yang seharusnya. lalu? nasib rakyat yang setia pada bangsawannya? yang setia pada pemimpinnya? yup, tetaplah setia pada ketidakberdayaan.
*renungan diri. I'm nothing if I don't do anything.*
paragraf selanjutnya,
pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan pula yang ditekankan Kartini untuk memajukan kaum perempuan. dengan pendidikan seorang perempuan tak perlu dipingit. pendidikan melalui sekolah dan cara-cara lain akan melengkapinya dengan keahlian yang bisa menopang hidupnya sendiri juga menentukan jalan hidupnya dalam urusan perkawinan.
sebenernya berhubungan dengan paragraf diatas. apa sih tujuan pendidikan? agar aku, kamu, kita, kaum bangsawan, laki-laki dan perempuan menyadari apa kewajiban yang harus dilakukan. kewajiban seorang perempuan? tetaplah harus mengurus rumah tangga, sekalipun wanita karir. iya gak? tapi ya itu tadi, justru dengan pendidikan aku, kamu, kita, kaum bangsawan lupa dengan kewajibannya. mungkin, dengan kalimat itu Kartini ingin agar wanita berpikir "cerdas" dengan pendidikan, dapat memperjuangkan hak-nya sebagai manusia dan "wanita" bukan "menggantikan peran" pria dengan "emansipasi"nya. yoa, wanita memang bisa melakukan apa yang dilakukan pria, tapi wanita tetaplah wanita. kodrat wanita..!!yang sering aku, kamu dan kaum bangsawan lupa, lalu dengan semangat entah darimana selalu mengatakan emansipasi, yang nyatanya arti emansipasi itu sendiri gak ngeri. hehe..
*sekali lagi, hanya renungan diri. seandainya Kartini mengetahui apa akhir dari kalimat-kalimatnya terhadap kaumnya. [menghela nafas].*
apakah ini tujuan dari perjuangan???
*angkat tangan, menyerah*
[karena sayapun sampai saat ini belum melakukan apa-apa. cuma bisa melihat, bertanya, dan tutup mata.]
*sembunyi di kolong meja*
0 komentar: