Ide Gila
Ide bisa datang darimana aja kawan, dan saya percaya itu.
Seperti ide gila ini, nyeletuk dari seorang kawan di sebuah
kedai kopi di suatu malam yang seharusnya saya dan mereka membicarakan teknis
acara kegiatan di sekolah, tanggal 16 November 2013. Tiba-tiba cerita itu
beralih ke pegunungan. Ngomong-ngomong soal
gunung, memang saya ada rencana untuk melakukan pendakian ke gunung
papandayan, Jawa Barat. Ide itu juga karena seorang teman ingin melakukan
pendakian. Lalu, teman yang lain, sebut saja Bolong dengan tanpa bersalah
mengatakan kalau pendakian ke papandayan biayanya gak jauh beda dengan
pendakian ke wilayah timur. Selanjutnya dia bercerita tentang WTO, bali dan
lombok. Melanjutkan cerita Lombok, tentu seorang Bolang akan singgah sebentar
ke sebuah gunung, Rinjani namanya. Memang, nama Rinjani itu keluar dengan mulus
dari mulut si Bolong. Dan itu disambut dengan antusias oleh seorang teman, Iyut
namanya. Iseng-iseng nanya tanggal kapan berangkat, berapa hari, nanya budget,
dan dengan enteng iyut mengatakan “ikut yuk peh..!!”. saya? Tentu saja jadi
bimbang. Ikut gak ya? Ini suatu kesempatan langka ada yang ngajakin ke Rinjani
tanpa disangka-sangka. Tapi kan.. saya masih bimbang dan tidak terlalu menanggapi ide itu. Akan hilang dibawa angin,
pikir saya.
Sabtu udah lewat. Iyut masih semangat dengan ide gila itu,
semangat mencari celah gimana caranya supaya bisa ikut. Minggu berjalan, ide
itu masih bergentayangan, semangat mencari tiket promo. Lanjut hari Senin,
semangat itu semakin menggila. Iyut kembali dengan cara-cara unik biar bisa
menggapai ide gila itu. Dan saya? Mulai terpengaruh. Ngeliatin tanggal,
mengira-ngira, menghitung maju kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam
perkuliahan, menghitung budget, waktu.
Sabtu kembali bertemu. Saya dan Iyut kembali bertemu.
Menggebu-gebu membicarakan ide gila yang akan segera kita laksanakan. Keputusan
semakin bulat. Iyut udah mengambil cuti. Saya? Harus segera menyelesaikan
tugas-tugas yang ada sebelum melangkahkan kaki dengan ide gila ini. Melakukan pendakian
ke Rinjani dalam waktu 2 malam 3 hari.
Dalam perhitungan budget dan tujuan. Saya mengambil jalan
yang berbeda dengan Iyut. Tujuan kita sama. RINJANI. Tapi cara kita berbeda.
Dengan keterbatasan waktu, Iyut memilih via udara untuk dapat menggapai Dewi
Anjani. Saya? Dengan peluang waktu yang cukup, budget yang masih
diperhitungkan, saya memilih dan membuat ide gila sendiri. Menggapai dewi
Anjani via darat. Sendiri. Hehe.. selain tujuan, yang menjadi fokus saya adalah
perjalanan. Prosesnya. Ini ide gila yang seru, menurut saya. Takut berjalan
seorang diri? Tentu..!! tapi ini perjalanan. Tentu banyak orang-orang baru yang
akan saya temui. Jadi, keputusan dengan ide gila ini sudah diputuskan tepat
tanggal 23 November 2013. Perjalanan segera di mulai.
Menjejak kaki di Rinjani via Kereta. =D
*tobecont*
0 komentar: