Komunitas
Apa yang kamu ingat ketika mendengar kata komunitas? Satu tempat dimana kamu dapat menghabiskan hari? tempat berdiskusi? Tempat melakukan sesuatu? Atau tempat untuk unjuk eksistensi?Sebenarnya komunitas itu apa sih? Kenapa harus ada komunitas? Kenapa orang-orang membuat komunitas? Kenapa kamu [saya] bergabung dalam satu komunitas? Apa sih tujuan adanya komunitas?
Kamu sedang gabung di satu komunitas? Apa saja kegiatan komunitasmu? Mengapa kamu masuk kedalam komunitas itu? Atau mengapa kamu membentuk satu komunitas?
Belakangan ini, saya agak bingung dengan kata "komunitas". Huehehe!
sumber foto : google.com |
Dari beberapa tulisan yang saya baca, pengertian komunitas gak jauh-jauh dari pengertian yang pernah saya ingat itu. Salah satunya menurut Wenger (2002) yang mengatakan bahwa komuintas itu adalah kelompok sosial yang mempunyai habitat lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup kepercayaan ataupun ruang lingkup lainnya. he-eh! jadi begitulah kira-kira gamabaran komunitas sepemahaman saya. Ketika kita berkumpul dalam satu kelompok, yang memiliki tujuan, hobi yang sama, dan kepercayaan, maka kelompok itu bisa disebut dengan komunitas meskipun gak punya nama komunitas, atau mereka tidak mendeklarasikan sebagai satu komunitas.
Saya jadi teringat, obrolan dengan tante saya di Jakarta beberapa minggu lalu tentang komunitas. kita sepakat bahwa kumpulan anak muda yang suka main bola setiap sore itu adalah sebuah komunitas. kumpulan ibu-ibu yang setiap pagi nyuci di tepi sungai juga dapat kita sebut komunitas, kumpulan bapak-bapak yang suka ngopi di warung kopi sambil main catur juga satu komunitas. Iya! mereka berkumpul untuk melakukan satu kegiatan yang mereka sukai bersama-sama. Dan secara tidak langsung, satu komunitas tanpa kita bentuk akan terbentuk dengan sendirinya. Bahkan menurut Ferdinand Tonnies, seorang sosiolog dari Jerman (1887) keluargapun juga dapat dikatakan sebagai satu komunitas.
Kata seorang kawan, "kita akan berkumpul dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki hobi dan ketertarikan yang sama tanpa kita sadari". dan saya percaya itu. Adanya hukum alam yang menggiring kita untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesamaan.
Saya tidak tau, sejak kapan kata komunitas digunakan, tetapi yang saya rasakan kata komunitas saat ini hanya sebagai identitas dan penunjang eksistensi, meskipun tidak semua komunitas seperti yang saya katakan. Banyak juga komunitas-komunitas kece badai dan menginspirasi yang saya temui.
pernah, seorang kawan yang lain bertanya, "kakak pernah tergabung dalam komunitas?" dan saya langsung menggelengkan kepala. Hehe! karena pemahaman saya yang terbatas pada "komunitas" yang memiliki nama dan dikenal oleh masyarakat. dan setelah mendapat pemahaman lain, ternyata dulu saya juga tergabung dalam komunitas tanpa nama. haha! Berkumpul dengan teman-teman yang memiliki hobi dan ketertarikan yang sama di dunia pertanian dan pendidikan. Memang, kumpulan itu tidak memiliki nama sampai saat ini, tapi kumpulan itu tetap ada. Kumpulan itu juga melakukan kegiatan-kegiatan sederhana yang menyenangkan, seperti mengajar setiap minggu di satu sekolah, atau hanya sekedar ngopi di tepi danau sambil berdiskusi.
Apakah itu komunitas? iya! komunitas yang dibentuk karena memiliki ketertarikan dan tujuan yang sama, tetapi tanpa nama. Komunitas yang terbentuk secara perlahan kemudian memiliki rasa keterikatan, bukan karena aturan, tapi karena kebutuhan.
Sepertinya begitu, bukankah komunitas terbentuk atau kita membentuk satu komunitas memang karena kebutuhan? Butuh tempat untuk menyalurkan kesenangan, butuh tempat untuk saling berbagi dan memahami, butuh tempat untuk saling mendukung agar dengan hobi itu kita dapat menjadi lebih baik? Butuh tempat untuk terus berkarya secara bersama-sama? butuh teman-teman yang memiliki rasa senasib dan sepenanggungan?
Kira-kira itulah alasan saya untuk mencari dan masuk dalam satu komunitas. Untuk menemukan teman, menemukani tempat untuk dapat menyalurkan hobi, untuk belajar, dan tentu saja untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar, meskipun langkah itu kecil dan sederhana. karena saya ingin menjadi bagian dari perubahan untuk menjadi lebih baik. untuk eksistensi? tidak! karena saya percaya, tanpa kita cari dan kita buat, eksistensi akan menunjukkan sendiri pada dunia siapa kita. hueheh!
Ternyata, masuk pada komunitas yang sudah terbentuk, membutuhkan waktu untuk dapat memiliki keterikatan, terikat bukan karena aturan, tetapi kebutuhan. Butuh proses yang panjang agar benar-benar menjadi bagian komunitas itu. Proses! kita perlu proses. Saya menyadari itu, butuh waktu dan proses. Tapi bagaimana kita bisa berproses jika dalam komunitas itu sendiri tidak ingin melakukan proses itu dan tidak memberikan waktu? Maka, menjadi bagian dari komunitas itu adalah kesia-siaan. Toh, ternyata kita tidak melakukan apa-apa dan tidak mendapatkan apa-apa.
"ah, kau saja yang terlalu baper!" seorang teman berkomentar setelah saya menceritakan kegalauan-kegalauan saat saya menjadi bagain suatu komunitas. Katanya,"hidup berkomunitas pastilah menemukan keragaman dalam kesamaan. tak mungkin semuanya sama seperti kau." Iyes. I know it. Mungkin, mungkin saja memang saya yang terlalu baper, mungkin juga saya yang tidak mengerti dengan komunitas itu, atau mungkin saya yang tidak mau berproses, atau mungkin juga komunitas itu yang tidak memberikan waktu untuk berproses.
Dan pertanyaan saya kembali pada "apakah komunitas itu?". Saya tidak mengerti apakah satu kumpulan yang memiliki ketertarikan yang sama, tetapi melakukannya sendiri-sendiri masuk dalam kategori komunitas? atau kumpulan yang sudah tidak saling peduli masih dapat dikatakan komunitas? atau kumpulan yang mencari eksistensi diri juga dapat dikatakan dengan komunitas?
Selalu ada alasan setiap apa yang dilakukan. Begitu juga berkomunitas. Saya yakin, kamu yang bergabung dalam satu komunitas memiliki alasan yang mendorong kamu sehingga kamu memilih bergabung atau membentuk satu komunitas itu dalam hidupmu. Dan saya percaya, jika kita tidak menemukan alasan yang tepat, maka kita tidak memilih dan melakukan hal itu.
Bukankan berkomunitas hampir sama halnya dengan mencari makanan di tempat makan. Kita akan bertahan jika makanan yang kita cari ada di tempat itu, dan akan berlalu jika tempat itu tidak menyediakan makanan yang kita cari. Ehm, tunggu dulu. Kita bisa saja bertahan, jika tempat makan itu mempersilahkan kita untuk berkreasi membuat makanan yang kita inginkan. Kalau tidak? kenapa harus memaksa dan bertahan? Diujung jalan itu, masih ada tempat makan yang setidaknya ingin menampung kita. kalau gak ada? ya jalan lagi. Huehehe! bukankah dalam perjalanan kita akan selalu menemukan orang-orang yang memiliki kesamaan meskipun berbeda?
Jujur, saya [masih] bingung dengan komunitas-komunitas bernama saat ini meskipun tidak semua komunitas bernama yang buat saya bingung.Hehe!
Banyak komunitas yang menginspirasi, tapi tentu saja, tidak instan! Butuh proses yang panjang dan bertahun-tahun, menerima masukan-masukan yang ada dan yang jelas terus bergerak untuk melakukan sesuatu dan berkarya untuk banyak orang.
Berkomunitas? penting! karena kita memang makhluk sosial yang membutuhkan kumpulan-kumpulan makhluk sosial lainnya. tapi lebih penting bagaimana dengan komunitas bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungan disekitar kita. Jika dalam kumpulan itu seperti orang terasing dan benda mati, kenapa harus bertahan? untuk melakukan perubahan? bagaimana bisa kita berlari di jalur yang berbeda tanpa dukungan? haha!
Sepertinya saya masih menyukai hidup yang independen dan menemukan komunitas secara tidak sengaja. Gak masalah tak bernama, atau tak dikenal yang penting bahagia dan memiliki ikatan yang kuat. Ikatan batin yang terbentuk karena saling ingin berproses dan berbagi. bukan saling ingin unjuk eksistensi. Terbentuk karena saling ingin melakukan sesuatu yang bermakna, bukan karena "ke-aku-an". Terbentuk karena ketulusan, bukan karena mengharap imbalan. Haha! Terlu idealis untuk zaman sekarang? atau terlalu bermimpi menemukan komunitas yang seperti ini? Saya rasa tidak. Karena saya menemukannya dan bergabung dalam komunitas ini saat di Bogor dan kembali melihat bukti nyata ketika berkunjung ke Lombok bulan lalu.
Dan akhirnya,apapun itu definisi berkomunitas menurutmu,
Selamat berkomunitas! dan selamat berkarya!
Pekanbaru,
30 April 2017
0 komentar: