Langkah #3 Menikmati patung-patung raksasa..!!
17 Maret 2015
Pagi itu, sekitar jam 8 pagi, sebelum berangkat menjelajahi
si Marbel Mountain dan Pagoda Ling Ungh, saya dan si kawan dapat sarapan
gratis. Dan itu sangat berarti, secara harga makanan yang muahale karena kite
terhitung si bule plus susye ngebedain itu daging apa, halal apa kagak. Jadilah
kita menerima sarapan gratisan, meskipun hanya sepotong roti dan secuil mentega
dan selai stroberi. Selesai menikmati sarapan plus segelas teh, maka
berjalanlah kita untuk mengawali hari, mencari si motor yang akan menjadi
korban dari keganasasn si rider.
Jalan kaki itu nikmat gak nikmat. Yang jelas dan pasti, kaki
pegel. Tapi kita jadi punya banyak waktu untuk mengamati kehidupan orang-orang
Vietnam. Kesibukan paginya, apa yang mereka jual, cara mereka bicara, dan
ngecengin cowok-cowok Vietnam yang kadang-kadan oke juga diliat sepntas lalu.
Huehehehe...
Hampir setengah jam berjalan, akhirnya nyampe sudah di
tempat rental motor. Lalu berdiskusilah, nego harga dan deal..!! akhirnya si
motor jadi milik kita untuk 2 hari. So? Let’s go..!! matahari semakin tinggi,
dan panas semakin menggila. Cusss...!!
Satu jam perjalanan dari Hoi An menuju si Marble Mountain
dengan kecepatan yang kata si teman sih biasa aja, tapi boy, anginnya tuh
yahuut banget..!! iyalah, secara kita menyusuri si Laut Cina Selatan. *Cerita
tentang marble Mountain bisa baca di episodenya ya*.
patung pertama ketika kaki menginjakkan kaki di marble mountain |
patung yang langsung nyambung pada dinding goa |
patung-patung di goa yang lain |
patung dengan secercah cahaya yang masuk |
Puas keliling Marble Mountain naik turun gunung, Cuma buat
liat patung-patung Budha yang sedang duduk manis itu ya begitulah rasanya.
Melihat orang-orang sembahyang sesuai kepercayaannya dan mencium bau kemenyan
sepanjang jalan dan narok berbagai sesajen, seperti mangga atau pisang atau
bunga krisan yang berwarna kuning. Agak-agak bingung sih, tapi apa daya, memang
itu keyakinan mereka, jadi liat dan nikmati saja. Disini nih, jadi merasa berada di film-film kung fu. Jadi
ingat filmnya Jackie chan apa Bobo Ho *lupa* yang mereka nyari kepala patung
Budha. Hehe..
Ini memang negara Vietnam yang hampir sebagian masyarakatnya
menganut kepercayaan Budha atau Konghuchu. Jadi wisata apalagi selain si
patung-patung. Jadi, kita melanjutkan perjalanan ke Pagodanya Dewi Kwam In atau
mereka menyebutnya dengan pagoda si Ling Ungh. *cerita detail si Ling Ungh ini
juga bisa baca di episodenya*.
Menikmati pagoda Ling Ungh dari ketinggian dan melihat garis
pantai yang jelas membatasi si laut biru dan pasir putih itu adalah sesuatu
yang luar biasa indah. Bukan menikmati si patungnya, si patung tetap berdiri
begitu aja, gak akan merubah posisi. Tapi itu loh, pantai dan lautnya, di
tambah angin sepoi-sepoi dan sebuah apel di bawah pohon yang memberikan
kesejukan. Ini secuil nikmat surga kali ya, di tengah terik panas yang
menghantam tanpa ampun.
si dewi anggun berdiri |
Jadi, saya dan si kawan ini cuma menghabiskan duduk diam
menikmat angin dan laut dari kejauhan sampai benar-benar bosan. Ingin menikmati
sunset, posisi gak oke, matahari ada di belakang pantai. Jadi? Markipul..!!
Konsentrasi dan menikmati perjalanan pulang yang berbarengan
dengan jam orang pulang kantor itu juga
sesuatu yang menakjubkan. Apalagi disini, budaya antri gak ada, dan arah lalu
lintas tidak jelas. Hantam sana hantam sini. Buat kepala si kawan ini pusing
dan geleng-geleng kepala. Saya? Ya hanya duduk manis di belakang si pengemudi dan
cuma bisa mengabadikan apa yang terjadi.
menatap cakrawala ^^v |
Perjalanan pulang yang semakin sore, dan angin semakin
menggila, membuat si motor beberapa kali goyah, istirahat adalah pilihan baik
sambil kembali menikmati sebatok es kelapa dan nyanyian ombak. Lapar? Tentu
saja. Dan ketika melihat menu makanan, si empunya menawarkan kita makan si
babi. Iyuuhh..!! no..!! langsung dengan tegas menggelengkan kepala. Lalu si
empunya juga menwarkan bir. Big no..!! cukup si kelapa aja yang kita minum.
Demi penghematan, kita makan seporsi berdua. Tapi memang porsinya porsi kuli.
Huehehe..
Ada kejadian cukup membuat kita cengok di pantai tempat kita
menghabiskan senja. Ketika baru sampai, seperti biasa, karena kita ini jelas
sekali perbedaannya *bukan karena kulit atau warna rambut, tapi karena kenapa
ada orang panas-panas nutup kepala*, maka bak artis, kita langsung di kerebungi
kayak semut ngerubungin gula. Untuk menghindari itu, kita langsung
menggelengkan kepala, dan ucapkan terimakasih lalu kabur. Setelah capek jalan-jalan
sepanjang pantai, maka kita duduklah di sebuah kursi yang entah punya siapa,
lalu si empunya datang menawarkan makanan, lalu kita pesan. Seharusnya gak
masalahkan ya? Tapi boy, disini itu menjadi masalah besar..!! iya, karena kita
markir motor di si A, maka seharusnya kita makan di si A. Tapi yang kita
lakukan adalah markir motor di A, dan makan di B. Jadilah si A dan B ribut adu
mulut. Beruntunglah kita gak ngerti apa yang mereka bilang. Jadi masih aman.
Cuma denger mereka teriak-teriak gak jelas. Oke, nikmati makan malam. Kita
pikir masalah selesai. Eh bos, waktu kita mau ambil motor, kita ikut di omeli.
T.T
hahaiii...!!!
hahaiii...!!!
ini makan malam yang romantis.. ^^ |
yakk..!! hari ini selesai sudah dengan segudang pertanyaan atas kejadian di
pantai.
Next!
Langkah #4
Next!
Langkah #4
0 komentar: