Langkah #4 Menunggangi si kuda besi sepanjang hari..!!

13.36 ipeh the pooh 0 Comments

18 Maret 2015
Seperti biasa, si kawan ini sangat rajin. Jadi jam 6 udah grasa grusu buat packing barang untuk melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya. Sedangkan saya? Masih menikmati pagi dengan selimut tebal. Huehehe...
Jam 8 pagi, memang harus segera berangkat kalau tidak mau pingsan di jalan karena riangnya matahari bersinar di langit Vietnam. Yyakk..!! sebelum berangkat, nyarap pancake segede gaban dulu, dan cusss...!!!!

secuil bukti perjalanan menuju Hai Van Pass
Hari ini, saya dan si kawan akan membelah Vietnam dari Hoi An menuju kota Hue, yang dulunya pusat kerajaan di masa dinasti Nguyen dengan menunggangi si motor yang kita pinjam kemarin. Pake motor dengan bawa 2 tas keril dengan badan kecil dan jalan yang penuh tanjakan? Tadinya sih saya pikir begitu. Ternyata udah banyak kemudahan disini. Jadi, tas bisa kita titip di tempat peminjaman motor. Jadi si tas akan di bawa pake bis sama si orang yang akan menjemput si motor. Jadi kita gak perlu repot dan dag dig dug der gimana caranya bawa si tas gede.


ini yang orang bule bilang tetesan surga,
garis pantai dari ketinggian
Si kawan ini semangat mengendarai motor, katanya daripada jalan kaki atau naik bus. Iya dah, saya mah apa atuh, Cuma penumpang sejati. Wakakakakkk... perjalanan ini juga menggoda karena ada Hai Van Pass yang banyak diperbincangkan para bule yang main ke Vietnam. Jadi dengan semangat 2015, kita menuju Hai Van Pass yang pasti dilewati oleh para pengendara motor yang akan menuju Hue. Dan setelah sampai di di Hai Van Pass, kita Cuma cengok, garuk-garuk kepala. Ehm, ini gak jauh beda dengan puncaknya Bogor atau Kelok 9nya Padang. Hahaiii..!! Hm, bedanya Cuma dari setiap lekukan si Hai Van Pass ini akan kita temui pemandangan laut lepas yang terus menari bersama angin di warnai oleh hijaunya pepohonan yang makin ke atas makin kecil, kayak berbatang-batang korek yang disusun rapi. 
kayak di puncak bogor kan?
Dan memang mirip di puncak pass-nya Bogor yang ada rumah makan dan tempat-tempat nongkrong pas di titik tertingginya Begitu juga di Hai Van Pass. Banyak para bule yang Cuma kongkow-kongkow ketemu teman baru disini. Katanya sih ada air terjun “Elephan Spring” di sekitar sana. Sayang, kita gak mampir, soalnya diburu waktu untuk sesegera mungkin sampai Hue, karena si batas peminjaman si motor, sedangkan si Hue masih jauh dari jangkauan. =.=a
kita akan menelusuri jalan itu
Lepas dari pemandangan hijau kiri kanan, maka si motor melaju di tengah-tengah truk dengan debu yang berhamburan di sepanjang jalan, plus matahari yang semakin terik. Ajiiibbb...!!!! kiri kanan ada sawah, tapi begitulah, panas masih juara. 

Ada yang menarik disini, irigasi untuk sawah-sawahnya berasal dari sungai. Saya lupa apa nama sungainya. Yang jelas kalau kita liat di peta ada kok. Dan itu amazing, mereka bisa mengatur irigasi sehingga bisa nanam sawah sepanjang mata memandang, dan ini mengingatkan saya pada pantura.
Setelah kiri kanan sawah, maka jalan yang kita lewati kembali tebing-tebing dengan pohon satu-satu, rumah juga satu-satu, dan truk satu-satu, jalan semakin menanjak dan berliku. 

bayangan minum es kelapa di tengah teriknya matahari, di pinggir pantai sambil menikmati angin sepoi-sepoi sirna sudah. iyee..!! rencananya mau leyeh-leyeh di pantai. tapi yang kita temukan adalah gurun pasir yang menyengat. haha.. tapi boy, bukan petualang kalau langsung nyerah hanya nemu gurun pasir. begitu lah yang saya dan si kawan ini lakukan. menyusuri si gurun pasir, mencari yang namanya bibir pantai. yup..!! pantainya ketemu, berada di balik gurun pasir itu, tapi es kelapa gak nemu. gak ada pohon disana. pohon aja enggan hidup di gersangnya pantai, apalagi manusia. hanya ada 2 manusia yang rada eror menikmati alunan ombak pas saat matahari di atas kepala, jam 12 siang..!!! siapa yang bisa bertahan lama-lama tidur ketika sinar matahari menerjang tiada ampun. begitu juga manusia eror ini, hanya bisa bertahan 15 menit. lalu? cusss...!!!! melanjutkan perjalanan.

menyusuri gurun pasir, mencari kesejukan
kita percaya, dibalik pasir ini ada kedamaian

menikmati pantai di siang bolong, 12.00 pm
Dua jam dari gurun pasir itu, kita akan menemukan Khai Ding Tomb atau kuburan si Khai Ding. Heran gak sih, kuburan juga bisa menjadi tujuan wisata yang menarik. Lah emang Khai Ding Siapa? Ternyata Khai Ding ini raja terakhir di Vietnam. Yoyoi..!! sejarah tetap menjadi hal yang menarik untuk ditelusuri dan dibahas.

harta karung raja Khai Ding
Sekilas tentang Khai Ding, Khai Ding ini merupakan raja terakhir di masa dinasti Nguyen yang memerintah hanya 9 tahun dari 1916-1925. ceritanya raja Khai Ding ini meruapakan "boneka"nya pemerintahan raja Prancis. jadi gak heran kalau masyarakat Vietnam kurang antusias dengan si raja.untuk kuburannya sendiri, baru selesai setelah 10 tahun. katanya sih, si raja yang merencanakan sendiri bentuk kuburannya gimana. karena pengaruh dari Prancis terlalu kuat, maka arsitektur kuburannya juga begitu, gabungan dari Budaya Barat dan Timur. di kuburan ini kita bisa melihat barang-barang peninggalan si raja yang berasal dari hadiah-hadiah pemerintahan Prancis, mulai dari gelas, piring, komporm keramik dan kawan-kawannya. mungkin ini kali ya cikal bakal kenapa ada harta karun. yoi, si harta ikut di pajang dan menjadi berharga, dan gak bisa di ghibahkan meskipun si raja udah di kubur. =.=a

pintu menuju "rumah" abadi Khai Ding
"rumah" abadi Khai Ding
Kuburan Khai Ding katanya kuburan yang paling mewah, tapi [mungkin] paling gersang. Pohonnya entek..! jadi panas sore itu gak bisa di lawan, Cuma ada dua pohon beringin kecil di pojok sana. Jadi saya dan si kawan, mojok disana sambil melepas lelah, menikmati sebotol susu kedelai. Beruntunglah, terkadang si angin menghampiri. Jadi sadar gak sadar bisa menghabiskan waktu berjam-jam sambil berdiskusi.

Puas menikmati angin, maka perjalanan dilanjutkan. Cusss..!! dan eng ing ong..!! jam 4 sore akhirnya touch down Hue, beruntunglah si kawan ini cerdas, jadi udah ada guest house yang lumayan murah, dan selanjutnya tepar sampai pagi..!!! ^^v

Next!
Langkah #5

You Might Also Like

0 komentar: