Petualangan Genk DRagon Fly #5
7 Desember 2015
Ahaaa...!! ini dia puncak dari petualangan Genk Dragon Fly.
“Kamu udah main ke Sumatera Barat? Tapi gak main ke Bukittingi? Ah, sayang
sekali”. Kalimat itulah yang menjadi landasan kuat untuk -dengan apapun dan
bagaimanapun-main ke Bukiittinggi. Tidak lebih dari 10 hari waktu tersisa, jadi
kita benar-benar menfaatkan waktu dengan
baik. Apapun resikonya, kita tanggung bersama. Tunggu apalagi, kemon
kita main ke Bukittinggi.
Hal yang luar biasa seru itu adalah ketika kita bisa
bersilaturahmi ke orang-orang yang baik hati. Tempo lalu kita berilaturahmi ke
UNAND dengan keramahtamahan dan kesederhanaannya. Kali ini, bersilaturahmi ke
Bunda-temannya Babe dimasa muda. Tentu saja saya tidak tau. Huekekekekk...
tapi, ini atas saran Babe, jadilah kita berkunjung ke tempat Bunda bernaung,
Panti Asuhan Mentawai. Berikan applause untuk Bunda, beliau seorang perempuan
yang sungguh menginspirasi. Melihat bunda, membangunkan kembali mimpi yang
sempat terkubur. Kesederhanaan dan kesabarannya kembali mengingatkan kita pada
“Nikmat Tuhan manalagi yang engkau dustakan?”.
8 Desember 2015
Ehm, jujur saja. Lagi-lagi, meskipun dulu semasa unyu-unyu *meskipun sekarang masih sama unyu-unyu juga* hampir setiap liburan sekolah pulang pergi Padang Pariaman, yang pasti lewat Bukittinggi, tapi sama saja dengan mereka, belum pernah berpose di Jam Gadang, belum pernah liat Lobang Jepang, gak tau Great Wallnya Minang Kabau, dan gak pernah turun ke Ngarai Sianok. Huakakakakakkkk... jadi begitulah, saya dan mereka, gak ada bedanya. =.=a
Ehm, jujur saja. Lagi-lagi, meskipun dulu semasa unyu-unyu *meskipun sekarang masih sama unyu-unyu juga* hampir setiap liburan sekolah pulang pergi Padang Pariaman, yang pasti lewat Bukittinggi, tapi sama saja dengan mereka, belum pernah berpose di Jam Gadang, belum pernah liat Lobang Jepang, gak tau Great Wallnya Minang Kabau, dan gak pernah turun ke Ngarai Sianok. Huakakakakakkkk... jadi begitulah, saya dan mereka, gak ada bedanya. =.=a
Hari ini adalah hari untuk berkeliling Bukittinggi dengan
tema cari oleh-oleh. Saya suka saluut sama orang Indonesia, gimana gak,
kemanapun orang Indonesia pergi, dia akan selalu mengingat orang-orang yang
ditinggalkannya. Untuk itu, mereka selalu memberikan buah tangan sebagai tanda-bahwa
yang pergi selalu mengingat yang ditinggal. Beri applause..!!. ^^
Kita memang totalitas. Sekali pergi jauh dari kandang, ya
jauh aja sekalian. Gak pake tanggung. ^^v
menjelajahi tiap lekuk Bukittinggi yang terlewati seperti Lembah Anai, Goa Jepang, Ngarai Sianok, Great Wall Minang Kabau, Jam Gadang, Kelok 9 *meskipun gelap*, dan tentu saja Pekanbaru..!!
menjelajahi tiap lekuk Bukittinggi yang terlewati seperti Lembah Anai, Goa Jepang, Ngarai Sianok, Great Wall Minang Kabau, Jam Gadang, Kelok 9 *meskipun gelap*, dan tentu saja Pekanbaru..!!
Yuhuuu...!! Pulang kampung dengan membawa pasukan semobil.
Huehehe... bahagia itu adalah ketika ada segerombol teman yang tinggal di
seberang pulau bersemangat untuk main ke rumahmu. Bersemangat untuk menemukanmu
yang sesungguhnya ketika di rumah. Hehe...
*bro, kita gak nyasar kok..*
9 Desember 2015
Ini adalah mantra ajaib, “jadikan rumahku sebagai rumahmu, jadikan orangtuaku sebagai orangtuamu, maka kau akan merasa seperti di rumahmu sendiri, begitu juga yang punya rumah, akan merasa bahwa kamu adalah bagian dari keluarganya”. Begitulah mereka. Tidak pake acara malu-maluin *eh*, tidak pake jaim-jaiman, tiba-tiba dengan gampang minta dibuatin makanan sama Emak dan emak. *tepok jidat*. Dan si emak-emak ini dengan bahagia, dan entah kekuatan darimana *lupa kalau baru sembuh* langsung cas cis cus masak ini dan itu. Ah, mak, kau memang baik sekali.
Ini adalah mantra ajaib, “jadikan rumahku sebagai rumahmu, jadikan orangtuaku sebagai orangtuamu, maka kau akan merasa seperti di rumahmu sendiri, begitu juga yang punya rumah, akan merasa bahwa kamu adalah bagian dari keluarganya”. Begitulah mereka. Tidak pake acara malu-maluin *eh*, tidak pake jaim-jaiman, tiba-tiba dengan gampang minta dibuatin makanan sama Emak dan emak. *tepok jidat*. Dan si emak-emak ini dengan bahagia, dan entah kekuatan darimana *lupa kalau baru sembuh* langsung cas cis cus masak ini dan itu. Ah, mak, kau memang baik sekali.
*kalian tau? Kalian berhasil memberikan kesan yang mendalam
bagi mami dan mama. Salam dan sukses buat kalian dari mami dan mama*
Pekanbaru, ehm. Aku menyerah, aku menyerah, aku
menyeraaaahhhh...!! 18 tahun saya di Pekanbaru, yang saya tau hanya sekolah,
gramedia dan rumah. Maaf, saya tidak tau tempat yang oke buat nongkrong.
Parahnya, saya juga gak tau jalan. *Malu-maluin ih..!!, // kalau sama mereka
sih sebodoh teuing-urat malunya udah putus. hegheg...*
hm, beruntunglah abang supirnya mengerti daerah Pekanbaru,
jadi kita (red:saya) gak perlu nyasar di kandang sendiri. Wkwkwkwkkk..
Main kemana kalau ke Pekanbaru? Apalagi? Pekanbaru terkenal
dengan sejuta Mall. Hampir setiap tahun, ada aja pembangungan mall. Jadi
yasudah, mari ngemall. Wkwkwkkkk..
Itu loh, masjid yang dibelakang itu yang mirip Taj Mahal, katanya. =.=a |
Terakhir sebelum pulang, cuma satu yang jadi icon Pekanbaru
yang mulai naik daun, Masjid Agung An-Nur. Entah dari sudut pandang yang mana,
ada situs yang menyatakan bahwa itu adalah Taj Mahalnya Indonesia. =.=a
And then, markipul, mari kita pulaaanggg..!!!
10 Desember 2015
Sejarah nama Genk Dragon Fly. Pagi itu, ketika mobil melaju mengukur jarak Pekanbaru-Lunang Silaut, fajar malu-malu menyapa. Saya duduk di depan, di sebelah pak supir yang sedang mengendarai mobil supaya baik jalannya. Teman-teman di belakang, ada yang tidur, ada yang molor, ada yang melamun. Dan, ketika fajar “mencium” wajah tiada ampun, maka saya meminta perlindungan. Dan taarraaannggg..!!! ada kacamata dari si teman. Jeng..jeng..!! mereka tertawa bahagia melihat saya pake kacamata yang besar itu, dan tercetuslah kata “Dragon Fly”. Tapi, cerita belum selesai.
Sejarah nama Genk Dragon Fly. Pagi itu, ketika mobil melaju mengukur jarak Pekanbaru-Lunang Silaut, fajar malu-malu menyapa. Saya duduk di depan, di sebelah pak supir yang sedang mengendarai mobil supaya baik jalannya. Teman-teman di belakang, ada yang tidur, ada yang molor, ada yang melamun. Dan, ketika fajar “mencium” wajah tiada ampun, maka saya meminta perlindungan. Dan taarraaannggg..!!! ada kacamata dari si teman. Jeng..jeng..!! mereka tertawa bahagia melihat saya pake kacamata yang besar itu, dan tercetuslah kata “Dragon Fly”. Tapi, cerita belum selesai.
Suatu hari, kita keliling nagari. Mengunjungi setiap
sudutnya untuk pamitan. Nah, pada saat itulah Dragon Fly bersemi. Yoi, seorang
teman perempuan yang lucu-sebut saja Ade Sara, menjadi ketua Genk, dengan moge-motor
gedenya dan kacamata dragon flynya memimpin kita untuk bertemu dengan orang-orang
penting. Dan entahlah, sejak saat itu
Dragon Fly jadi kata yang spesial. Genk Dragon Fly. ^^
*tobecont sekali lagi ah..*
nb: kok fotonya cuma satu? iya, soalnya internetnya lemot parah.. T.T
liat aja di galeri ya.. ^^
nb: kok fotonya cuma satu? iya, soalnya internetnya lemot parah.. T.T
liat aja di galeri ya.. ^^
0 komentar: