Kampusku dulu dan sekarang, Eps. Asrama.
Baru ngeh, ternyata perubahan itu pasti terjadi. Pelan sih,
tapi begitulah. Seperti kampusku. Kampusku dulu bukanlah kampusku yang
sekarang. He-em, ada perubahan-perubahan kecil setiap tahunnya yang hampir
menelan wajah lama si kampus. Sayangnya, aku baru menyadari perubahan itu
sekarang. Hm, kalau saja aku tau kampus ini akan di permak sedemikian rupa,
seharusnya aku mengabadikan setiap sudut kampus ini. Jadi, terbukti memang,
perubahan itu kadang pelan, tapi pasti. Huehehehe..
No problemo lah, masih ada cara lain untuk mengantisipasi
pengabadian cerita dari perubahan-perubahan yang udah dilakukan. Yaaaa..jika
tidak bisa dibingkai dalam foto, maka tidak ada salahnya aku mencoba
membingkainya dalam aksara. *wuuussss....*
Aku menginjakkan kaki di kampus itu Juli 2007, dan sekarang
sudah 2016, artinya hampir 9 tahun aku hidup dalam kampus, *ssttt...ternyata
waktu itu cepat berlalu loh* hei..hei..kamu
gak perlu bertanya-tanya berapa umurku sekarang, oke? Dan ternyata, banyak
hal yang berubah, dan aku rindukan.
Hm, mari kita flashback sejenak menembus lorong waktu menuju
masa lalu.
Yang paling istimewa dari kampusku adalah setiap mahasiswa
tingkat pertama wajib untuk tinggal di asrama. Dan bagiku ini sangat menarik
dan punya cerita sendiri, apalagi ketika kamu bosan dengan aturan-aturan
asrama. Namanya anak baru jadi mahasiswa yang ingin bebas dari aturan, eh masuk
asrama dengan aturan yang sama kayak di rumah, harus begini dan begitu, pulang
jam segini bangun jam segitu, gimana gak bosan coba, jadilah hal-hal konyol
dilakukan. Dari ngumpet, kabur, joinan alasan buat kabur atau apalah dilakukan.
Hal lain yang berkesan ketika kamu mendengar kata molen
*bukan molen bangunan, tapi makanan*, maka bayangannya adalah molen segede
gaban yang nampol banget buat sarapan pagi, apalagi harganya masih 1000-1500
rupiah. Beuhh..! itu kan mahasiswa banget, apalagi pas di tanggal tua. Yasud,
penjual molen akan menjadi orang yang akan ditunggu-tunggu dan di serbu oleh
anak seasrama. Secara si penjual molen keliling dari lorong ke lorong, maka
silahkan pasang kuping kalau gak mau kehabisan, apalagi kalau posisi kamu
berada di lorong terakhir kamar paling belakang, wassalam sajalah. Hueheheh...
Em, apakah penjual molen
masih berjaya? Dapa referensi dari mahasiswi tahun 2011, katanya sih gak
ada. Ah, sayang sekali mereka tidak mencicipi molen yang melegenda itu. hehe..
*tapi gak tau deh kalau untuk asrama putra*.
Tempat tongkrongan favorit mahasiswa baru-mahasiswa yang
masih lugu-mahasiswa asrama ya gak jauh-jauh, masih berada di sekitaran asrama,
kantin paguyuban. Biasanya para lelaki juga suka nongkrong dan ngambil lapak di
asrama putri, alasannya sih belajar bareng. Tauh deh yang pada ngincer
cewek-cewek kece. Hehe..
Dulu, kantin paguyubannya sederhana. Dan pasti full
mahasiswa pada jam-jam urgent, ya kira-kira pukul 7.30 – 08.00, 09.30-10.00,
dan 12.00-13.00. itu jam-jam buat isi amunisi sebelum pindah tidur ke ruang
kuliah *eh*.
Sekarang, kantin paguyuban masih ada, cuma sudah di lebur
antara komplek asrama 123 sama komplek rusunawa. Kebayang gak sih padatnya tuh
kantin di jam-jam urgent gitu. Dan sekarang, kantinnya juga sedikit
pengap-ngap. Beda deh sama yang dulu yang banyak angin sepoi-sepoi.
Sekarang, tanjakan cinta itu udah rata. Menuju asrama dari
bara atau gww udah gak ada tantangannya. Udah kayak jalan tol. Lancar jaya..!!
Oia, masih ada hal yang menarik lagi nih, *ternyata banyak
juga ya cerita asrama*. Dulu, naik bis kampus itu gratis. Bisnya nyamperin ke
asrama di jam-jam urgent itu. dan seketika bis bakal penuh dengan
mahasiswa-mahasiswa yang bangun telat. Kayak ikan sarden dah dalam bis. Karena
bis itu langka..!!. Nah, sekarang? Bis udah ada tarifnya, udah gak masuk
asrama, dan udah gak sumpek-sumpekan. Soale banyak bis yang keliling. Dan yang
bedain itu, di zaman 2007, kelas2nya tersebar ke seluruh pelosok kampus. Jadi
di tahun pertama pake titel mahasiswa kamu bakal punya banyak teman dan banyak
tau tempat dan jalan-jalan tikus plus betis yang “seksi” karena keseringan
jalan. Iyalah, kampus luas gitu dengan kelas yang berjauhan pasti nyari jalur
terpendek buat pindah dari kelas ke kelas kalau gak mau telat, apalagi gak ada
bis, uang pas-pasan yang tidak memungkinkan naik ojek apalagi gojek. Dan
beberapa tahun setelah 2007 sampai sekarang, mahasiswa baru itu udah punya
lapak sendiri. Gak numpang lagi di ruangan fakultas-fakultas lain yang gak ada
jadwal kuliah. He-em, sekarang udah ada gedung khusus kelas TPB-mahasiswa
asrama. Dan gedungnya deket pula sama asrama. Jadi begitulah, bis tidak terlalu
berarti bagi mahasiswa asrama, tinggal ngesot ke depan asrama, sampe dah ke
ruang kuliah.
aahh..ini mah cuma nulis doang, gak ada bukti poto. hm, soalnya dulu gak punya camdig, camdig masih barang mewah bukan kayak kacang goreng kayak sekarang. Poto pake hp? iye kalau hp canggih. aku mah apa atuh, hpnya cuma nokia yang tahan banting. gak ada kameranya. so? ambil dari om gugel? susye ah. cari sendiri aja ya kalau mau liat perubahan-perubahannya. ^^v
2 Maret 2016
Dramaga, IPB.
Salam Asrama,
"Together to be better". *jargonnya asrama*
0 komentar: