Derai-derai Cemara

12.48 ipeh the pooh 0 Comments

Mari bernyanyi lagi, *goyang hula-hula*
Masih dari Banda Neira, musikalisasi puisi Chairil Anwar yang ditulis tahun 1949
setiap baitnya bikin melting kayak wafer coklat kalo di makan pake es krim vanilla.

Penampakan puncak Rinjani pagi 2013.
*Foto diambil oleh Bucil, teman seperjalanan*
Derai-Derai Cemara
Chairil Anwar, 1949

Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada satu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

*kalau baca dari tulisan-tulisan orang lain, katanya sih puisi yang ditulis kakek Chairil Anwar ini menggambarkan keputusasaan. ada di kalimat "Hidup hanya menunda kekalahan". ya, sepertinya kakek Chairil udah kenyang kali ya sama segala cerita hidup ini dan itunya, jadi yasudah, toh pada akhirnya kita akan memang "kalah".

tapi kalau menurut saya, puisi ini justru menggambarkan kedewasaan dan kebijksanaan. *halah*.
karena kalimat-kalimat yang tersusun rapi memiliki makna yang unlimited.

Cerita masa lalu yang ini dan itu pada akhirnya membuat kita bisa lebih tahan dan dewasa toh? bisa melihat segala sesuatu dari segala sudut pandang. menerima apa yang memang terjadi sesuai jalurnya. dan mengerti, bahwa gak semua mimpi, gak semua harapan bisa terwujud sebagaimana mestinya. karena kalau semua mimpi itu jadi nyata, apa enaknya bermimpi, jika semua harapan terkabul, apa istimewanya harapan. huehehe..!

kakek Chairil menulis itu, dan kita [saya:red] juga mulai menyadari, bahwa apapun yang sedang kita perjuangkan untuk meraih mimpi dan mewujudkan harapan memang tidak selalu berhasil, akan kalah. siapa kita yang bisa melawan kuasa Tuhan. wkwkwkwkkkk..!!

tapi apakah dengan begitu menyerah? yaelah bro, hidup bukan berarti hasil akhir. tapi perjuangan dan perjalanannya. yagitu deh, terus berjalan dan berjuang sampai pada akhirnya kita "menyerah". karena kata menyerah itu berarti, kalau udah ada perjuangan kan? muehehehe...!
jadi mau menyerah sekarang? emang kamu udah berjalan dan berjuang?

Selamat bernyanyi dan menyelami bait-bait puisi di hidupmu [red:saya]

Pekanbaru,
12 Juli 2016

You Might Also Like

0 komentar: