Memaknai Hari Ibu!

21.37 ipeh the pooh 0 Comments

Selamat Hari Ibu!

22 Desember menjadi tanggal sakral bagi hampir seluruh anak-anak Indonesia. Iya, tanggal itu adalah tanggal untuk mengungkapkan perasaan sayangnya pada ibu. Media sosial juga bakal rame dengan kalimat-kalimat romantis yang bikin melting, yang buat anak rantau jauh dari ibu seketika kangen masakan ibu. Hiks!

Ada satu meme yang membuat gue tertohok, tertusuk dan tercekik. Meme itu adalah..tadaaa...!
ampun mak!
sumber gambar : Gugel
Gimana? kamu juga merasa tertohok? tertusuk dan tercekik dengan kalimat sederhana itu? Kalimatnya memang sederhana tapi pedas dan berhasil merusak kalimat-kalimat romantis yang kita rangkai khusus untuk ibu di hari ibu pada tanggal 22 Desember. Sadar atau tidak, tapi kalimat itu nyata kan ya? Sering banget kita (gue:red) lakukan. Ngomong manis dan sayang pada ibu kerasa gampang banget, apalagi bilang di media sosial dengan foto dan quote-quote manisnya, tapi ketika ibu nyuruh cuci piring gak jarang kita menggerutu, menolak, atau mencari-cari alasan. Ah, entahlah. Gue jadi bingung. Jadi, hari ibu ini maksudnya apa?

Gue juga gak bakal memungkiri bahwa ibu emang superhero diatas superhero. Gak sedikit juga yang setuju bahwa hari ibu itu gak cuma tanggal 22 Desember, tapi sepanjang minggu, sepanjang bulan, bahkan sepanjang tahun adalah hari ibu. Karena mau percaya atau gak, kebersihan rumah, dapur, keuangan, ngurus anak, bahkan suami adalah milik ibu. Iyes! hampir di semua rumah, hal-hal yang seperti itu yang ngurusin adalah ibu, gak ada yang lain. Ehm, maaf kalau kamu ada pembantu. Tapi, yakinlah, apa yang dikerjakan pembantu itu karena ada titah sang ibu. Bener kan? Dan sekali saja ibu absen, maka seisi rumah akan kalang kabut. Iya gak sih? Mau anak atau suami, ibu adalah orang pertama yang akan dicari bagaimanapun kondisi hatinya saat itu. Mau senang, sedih, kesal, kecewa, marah, ibu selalu dicari. Dan suka masa bodoh dengan keadaan ibu, dan hebatnya sang ibu juga iya-iya aja ketika mendengar anak-anak dan suaminya berceloteh. bener gak sih gue?

Hm, begitulah kira-kira gambaran ke-luarbiasa-an ibu, dan itu hanya dimiliki oleh kaum ibu!yang setuju acung tangan! *acung

Tapi boy, ternyata tanggal 22 Desember itu gak hanya sebatas mengingatkan kita pada tugas ibu yang berhubungan dengan rumah, suami dan anak-anaknya. Banyak hal luar biasa yang dilakukan kaum ibu, tidak hanya untuk anak-anaknya di rumah, tapi demi anak-anaknya dimasa depan! Ini demi kebaikan anak-anak perempuannya dimasa depan!

Iye, gue baru tau, ternyata tanggal 22 Desember yang selalu kita peringati itu mempunyai sejarah yang panjang. Dan memiliki makna yang super dalam dari sekedar mengatakan 'Selamat hari ibu mom, I Love You'.

Pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta, untuk pertama kalinya diadakan kongres perempuan Indonesia. Kongres itu dilakukan semasa zaman kolonial Belanda, dimana budaya patriarkis sangat dijunjung tinggi. FYI, budaya patriarkis itu adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial, dan perempuan berperan 'gue mah apa atuh'. Perempuan? Urusannya cuma dapur dan kasur! Selain dari itu? gak boleh. Bahkan anak-anak yang 'ngurus' juga bapak dengan keotoriterannya. Maka dari itu, mulai muncullah organisasi perempuan yang memperjuangkan hak-haknya sebagai perempuan dan sebagai ibu. 

Salah seorang penggagas kongres itu adalah Ibu Sujatin Kartowijono dari Poetri Indonesia. Ibu Sujatin itu mengatakan bahwa kongres perempuan ini bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan dan perbaikan hak serta nasib perempuan. Banyak masalah yang dibicarakan dalam kongres itu, mulai dari pendidikan kaum perempuan, anak yatim piatu dan janda, pernikahan anak-anak, kawin paksa, sampai harga diri kaum perempuan itu sendiri. Tanggal 22 Desember 1928 menjadi tonggak sejarah bagi perempuan-perempuan tangguh yang berjuang untuk menyelamatkan kaumnya dan anak-anak agar mendapatkan posisi yang lebih adil di dalam masyarakat. Kaum ibu, adalah seorang manusia yang memang memiliki jiwa pejuang yang sangat luar biasa. Bahkan di zaman penjajah sekalipun. Zaman dimana perempuan tidak punya ruang untuk bergerak.

Melihat perjuangan itu, maka Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu di Indonesia. Bukan karena melihat bagaimana perjuangan ibu dalam mengurus anak dan rumah tangga, tetapi karena perjuangan kaum ibu untuk memerdekakan haknya sebagai ibu dan perempuan demi anak-anaknya, tidak hanya anak-anak di rumah, tetapi juga anak laki-laki dan anak perempuannya di masa depan!

Tahun ini, tahun 2016. Gue menyaksikan dimana kaum ibu mulai sibuk dengan karir yang terus melejit demi kesetaraan gender, [yang gue rasa udah jauh melenceng dari tujuan perjuangan kaum ibu dizaman dulu], masih ada sekelompok kaum ibu yang masih memperjuangkan haknya sebagai ibu, untuk anak-anaknya di masa depan. Kaum ibu itu ingin menyelamatkan anak-anaknya dari kelaparan di masa depan. Karena ibu yang mengerti apa yang akan terjadi jika 'dapur'nya dirusak. Artinya, anak-anak tidak akan bisa makan! anak-anak akan kelaparan. Maka dari itu, ibu-ibu ini melakukan perlawanan dan perjuangan hanya untuk menjaga 'dapur' mereka tetap 'ngebul'. Iya, hanya ibu yang mengerti. dan ibu-ibu ini adalah ibu-ibu petani dari tanah Kendeng! So proud of them!
Long March yang dilakukan ibu-ibu Kendeng demi keadilan!
sumber gambar : gugel
Bagi gue saat ini, hari ibu adalah hari dimana gue harus merenungi bahwa menjadi seorang perempuan dan ibu itu adalah perjuangan yang tidak pernah berakhir. Karena Ibu adalah sekolah pertama anak-anaknya. Karena ibu adalah penyelamat bangsa! Selanjutnya, jadilah ibu tangguh seperti ibu-ibu dizaman kolonial Belanda yang memperjuangkan keadilan. Jadilah ibu super seperti ibu-ibu Kendeng yang berusaha menyelamatkan anak-anaknya dari kelaparan masa depan.Jadilah ibu yang yang keren seperti ibumu! 

Memaknai hari ibu dengan berusaha untuk menjadi anak yang lebih baik dan bertanggungjawab atas apa yang telah diperjuangkan ibu!

Selamat hari ibu untuk seluruh kaum perempuan tanah air!

Pekanbaru, 22 Desember 2016
Ipehthepooh

You Might Also Like

0 komentar: