jejak di halte dan stasiun
suatu malam, di halte kampus bergengsi,,"kakak mau naik bis itu ya?"
"iya"
"yah, baru aja lewat kak, kakak ketinggalan".
"iya, gak pa-pa, kan nanti ada bis lagi"
.....
[basa-basi saya bertanya] "korannya berapa?"
"3ribu kak"
"saya ambil satu [sambil menyerahkan uang]"
....
"kamu sekolah?" [penasaran]
"iya kak"
"sekolah dimana?"
"di Depok lama kak"
"jauh banget jualan korannya kesini"
"iya, soalnya di stasiun dan terminal Depok lama udah gak boleh jualan kak"
"emang kamu udah lama jualan koran?"
"udah"
"gak pa-pa kamu jualan disini?"
"ya gitu deh. saya mau ngumpulin duit buat adek"
"emang adek kamu kenapa?"
"lagi sakit kak"
"sakit? sakit apa? lagi dirumah sakit?"
"sakit paru-paru. sekarang udah di rumah. ke rumah sakitnya gratis kak, tapi beli obatnya yang mahal"
"emang biaya obatnya butuh berapa?"
"185ribu kak, saya baru punya 150ribu. kurang 35ribu lagi"
"o..[diam, garuk-garuk kepala]. ibu bapak kamu kemana?"
"bapak saya udah meninggal kak, ibu dirumah"
"ibu gak kerja?"
"kerja, jadi tukang cuci"
"o.." [interogasi belum selesai, si anak ngacir]
"kak, itu ada bis, saya pergi duluan ya"
[cengok] "iya, hati-hati ya.."
***
sore hari, di stasiun depok
"kakak mau kemana?"
"ke bogor. kamu?"
"mau pulang ke citayam"
"kamu habis darimana? jauh amat mainnya kesini"
"kan aku sekolah"
"sekolahnya disini? udah kelas berapa?"
"iya, sekolah terbuka kak. aku udah kelas tiga"
"o...kamu pulang sendiri?"
"iya kak"
"citayamnya dimana? deket stasiun?"
"gak kak, ntar naik mobil lagi. jauh banget"
"lah, trus kok bisa sekolah disini?"
"iya, sebelumnya kan bapak saya kerja disini"
"sekarang udah gak kerja?"
"gak, udah berhenti"
"trus sekarang bapaknya kerja apa?"
"kemarin ngojeg"
"sekarang udah gak ngojeg?"
"udah gak"
"kenapa?"
"motor bapak udah di ambil lagi ma orang, karena gak bisa bayar"
"jadi sekarang bapak gak kerja?"
"gak. biasanya juga saya dapat duit dari bapak buat naik angkot ma jajan. sekarang udah gak. ini aja saya belum makan dari pagi.trus uangnya juga gak cukup buat naik mobil"
"ogitu, berarti kamu juga gak ada karcis buat naik kereta?"
"gak"
[gw bingung apa yang harus dilakukan, dan cuma bisa garuk-garuk kepala]
"kak, keretanya datang. aku naik dulu ya"
[cengok] "iya, hati-hati ya.."
***
dari dua cerita diatas ada kesamaan kan? yup, sama-sama si bocah dengan mulus menceritakan apa yang terjadi pada mereka kepada saya dengan lancar dan mulus. satu lagi, saya juga sama-sama lupa nanya nama mereka itu siapa setelah menginterogasi mereka sesuka hati.
yang sukses membuat saya bingung adalah apakah cerita mereka itu bisa dipercaya, atau mereka memang sudah dilatih oleh jalanan untuk mengisahkan cerita mereka kepada orang lain untuk misi yang lain?
Allahu alam,,
saya bingung kawan-kawan..
lihat matanya, mata tidak bisa berbohong,
tapi, saya belum bisa membaca mata dengan jelas dan baik..
yang saya tau, bocah-bocah kecil itu tidak bersalah sama sekali..
tapi kita..!!
orang-orang disekitar mereka yang mebiarkan mereka begitu,
dan mungkin saja, saya masuk kedalam golongan yang membiarkan mereka, tidak peduli..
kalau memang begitu, lalu kemana rasa kepedulian kita terhadap bocah-bocah kecil itu??
keegoisan dalam menikmati hidup, ternyata mampu membunuh rasa kepedulian itu
0 komentar: