udah, jangan tanya-tanya lagi
selalu ada yang menarik bercerita kembali tentang tempat dimana saya belajar tentang "kehidupan"..kali ini saya diberikan kesempatan untuk belajar di sebuah lembaga kumpulan bocah-bocah kecil untuk belajar lebih giat demi meraih masa depan..
teringat dengan bukunya Margaretta Astaman yang dikenalkan oleh adik tercinta, bersyukurlah kita yang hidup di Indonesia. setidaknya kita, di Indonesia masih berhak memiliki mimpi, masih dapat merasakan hidupnya hidup, bisa "sedikit" melanggar aturan, dan bisa melakukan apa aja yang kita ingin kita lakukan, setidaknya itu yang saya rasakan.[karena belum nyicip hidup di negara orang. hegheg..]
berbeda dengan gambaran yang diberikan oleh kak Margaretta Astaman yang pernah hidup di Singapura. di bukunya itu tertulis kalau orang-orang Singapura itu udah hidup dengan sistem. sistem dimana seorang bocah kecil juga udah harus memikirkan ingin menjadi apa. menjadi yang seharusnya. menjadi yang udah di tulis dan disusun oleh pemerintah Singapura. [ehm, kebayang gak, betapa persaingan yang wow terjadi disana untuk mendapatkan hidup yang udah tertulis dalam sistemnya. sebagaimana seharusnya.]
lanjut, di buku After Orchardnya juga tertulis, jika melakukan hal yang berbeda, melanggar aturan, maka bersiaplah, kita akan enyah dari sana. [hiii,, lumayan serem bagi saya, meskipun belum merasakan secara langusng. hehe..]
tapi kawan, meskipun begitu. zaman terus berkembang. Indonesia juga begitu kan? ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik. belajar dari negara-negara tetangga yang telah lebih dulu menjadi negara yang maju. dan beginilah Indonesia yang saya rasakan saat ini, saat saya bisa berpikir..!![mungkin aja emang udah dari dulu, tapi saya baru tau dan ngeh..]
ikut-ikutan untuk menjadi lebih baik. [jangan marah ya..kisah ini tidak menyinggung siapapun kok..]
ikut bekerja di sebuah instansi yang menjanjikan masa depan, padahal sendirinya gak suka. tapi ini demi masa depan boy, jadi begitulah. [larut dalam sistem]
ikut kuliah S2, padahal sendirinya setelah S2 bingung mau ngapain, ngikut arus. sekarang kan jamannya S2 menjamur [memang tidak semua, tapi bolehlah saya ambil dan pukul rata-rata]
ikut berwisata ke luar negeri, pasang PP di manapun lah yang menunjukkan bahwa kita sudah menginjakkan kaki disana. [saya sendiri juga mupeng kok. haha.. ]
kalau kata seorang teman, Indonesia itu udah bermental Hegemoni
gak luput juga untuk bocah-bocah kecil disana..
juga ikut-ikutan untuk mengikuti bimbingan belajar. nah, untuk yang satu ini, saya tidak bisa menyalahkan si anak. secara yang namannya anak-anak, masih harus manut dengan keputusan orangtua. dan saya juga gak bisa menyalahkan orangtua, secara yang namanya orangtua juga ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.
tapi, dengan jujur saya mengatakan bahwa disana, saya jadi gak tega sama bocah-bocah itu.
kisaran umur anak-anak disana dari 10-16 tahun. hei, bayangin dong seumuran itu, kita [saya;red] sedang berada dimana dan ngapain? klo saya sih berada dirumah dan nonton tv dengan bahagia. tapi bocah-bocah itu? yuhuuu...!! harus kembali belajar dan berkutat dengan buku.
iramanya begini..
pagi sampai siang hari mereka belajar di sekolah. [bisa jadi lagi semangat, kan masih pagi. stamina masih full]
siang-sore mereka datang ke sebuah rumah bimbingan belajar, lalu mereka "harus" berdiskusi, kemudian lanjut belajar di kelas lagi, trus diskusi lagi [bagus sih, setidaknya mereka jadi lebih ingat dengan apa yang mereka pelajari. itu teorinya]
malam hari, tidak sedikit kan orangtua yang kembali memprivatkan anak-anaknya. [apa? ketemu guru lagi? belajar lagi? hm, okelah kalau begitu].
tidak belajar berarti dapat "omelan" dari sana sini
kalau itu sehari, dua hari sih masih oke lah ya, tapi..
kalau seminggu, sebulan, semester atau setahun, gak..!! selama mereka bersekolah dibawah kontrol orangtua,
ehm..saya angkat tangan membayangkannya..!!!
betapa jenuh dan ngebulnya otak-otak mereka..!!
nah, ketika kejenuhan akut telah meracuni otak mereka, mereka akan mengatakan..
"yuk, belajar?"
"malas kak, capek?"
"kok capek, ntar biar bisa ujiannya"
"biarin aja, ntar kan bisa diskusi" [okeh, alasan gak mau belajar di kelas karena bisa diskusi]
ketika diskusi
"yuk, diskusi"
"gak kak, kan tadi udah di kelas"
"...." [cengok]
sistem?
untuk dapat masuk sekolah bergengsi..
untuk menjadi lebih baik..
untuk mendapatkan masa depan yang cemerlang..
chotto, apa harus begitu??
yah, bersyukurlah mereka yang bisa berdiskusi dengan orangtua ketika mereka tau apa yang mereka inginkan,
tapi bagaimana nasib mereka yang berada dibawah kekuasaan orangtua secara penuh?
[gak mau ngebayangin ah..]
seperti pedangnya samurai..
selalu punya dua mata sisi..
lalu saya dan kamu?
apakah kita nyatanya juga udah larut dalam sistem itu?
kata sepupu saya yang lucu..
"udah, jangan tanya-tanya lagi"
mungkin itu juga akan saya lakukan. karena bingung dengan apa yang harus saya jawab.
*garuk-garuk kepala*
0 komentar: