Perjalanan Gokil (Hari Kedua)
1 Mei 2014
Eps. Nongkrong di PAITUA.
10.00 WJI
Ingat..!! PAITUA. Bukan PAKTUA. He..PAITUA nama salah satu
mapala yang ada di UNAND fakultas teknik. Ternyata UNAND paling rekor punya
banyak komunitas pecinta alam. Konon katanya, tiap fakultas punya MAPALA. Pagi
itu, kita mampir di PAITUA. Rencananya saya dan Iyut akan di titip ke mereka
dan bergabung dengan teman-teman MAPALA dari Makassar-UNM, karena teman yang
ada di SDU ada kegiatan. Biasa, kebiasaan kalau udah ngumpul, maka cerita
ngalor ngidul tetap juara. Dan tentu saja, pagi itu kita jadi artisnya. *pede
dikit*. Nongkrong bersama mereka jadi manggut-manggut seru. Beda yang sangat
terasa adalah menu wajib sajian mereka bukan kopi hitam, tapi teh manis hangat.
Rokok? Tentu aja ada. Tapi tidak seperti di bogor kalau kumpul kayak di
fogging, merokok tiada henti. Hehe.. ^^v
Eps. Pantai masa kecil
15.00 WJI
Jalan-jalan ke Padang, dalam ingatan saya identik dengan
pantai. Yoi, di Padang ini saya berimajinasi ingin membawa ombak pulang ke
rumah dengan cara memasukkan air laut ke dalam botol, trus dengan polos
memasukkannya dalam sumur rumah berharap di sumur akan ada deburan ombak. *masa
kecil yang cerdas*. Dulu, waktu masih
jaman TK, SD sampai SMP saya asisten nenek yang baik, setiap libur sekolah main
ke Padang. Dan tinggal di rumah adiknya nenek di jalan Raden Saleh. Dekat Pasar
Baru yang di belakangnya pantai, jadi tiap sore otomatis liatin matahari
tenggelam. Main di pantai bersama ombak meskipun takut di bawa arus.
Nah, sore itu, perjalanan sore itu mesin waktu yang membawa
saya ke ingatan masa kecil itu. Belanja di pasar baru yang di belakangnya
pantai. He-eh..!! jalan-jalan sore pake motor menyusuri kota padang yang
cihuyyy untuk mencari logistik untuk perjalanan seru..!! ternyata tidak hanya
Bali yang berasa kota wisatanya. Di Padang gak kalah kota wisata dengan sisi
kiri kanan ada bangunan khas dengan tanduk kerbau di atas bangunannya.
Melihat ramainya pasar itu bahagia. Haha.. liat makanan khas
minang yang langka di tanah jawa. Sala lauak, kue bika, bakwan jagung, kue “apa
namanya saya lupa, yang jelas itu singkong di campur gula”, dan banyak lagi.
Bau sate semerbak kemana-mana. Satu lagi, pensi..!!! jajanan khas bulan
ramadhan di samping masjid. Hahhh...!! bikin kangen rumah saja.
Wakakakakakkkk...
Perjalanan menyusuri pasar dan pantai harus segera diakhir,
mengingat masih ada perjalanan panjang yang menanti..!!! jadi, cap cus kembali
ke markas..!
Eps. Packing..!!
17.00 WJI
Sampai di markas, tanpa buang waktu. saatnya repacking...!!!
yuhuu...!! persiapan untuk menemui kerinci. ^^v. Logistik? Cek..!! tenda?
Cek..!! peralatan? Cek..!! itu kenapa bawa parang?. Biarkan saja, mereka sudah
tau medannya, jadi ikuti saja apa kata mereka. Dan akhirnya, kita Cuma bawa 2
carier dan 2 daypack. Seneng gak sih, pendakian kali ini 2 perempuan manis ini Cuma bawa daypack.
Hegheg.. sippp...!! packing beres. Yuk mang, cap cus..!!!
Eps. Mengejar pagi...!!
19.30 WJI
yup, kita di lepas bak prajurit yang akan bertempur melawan penjajah. huehehe..spesial tengkyu buat bang Yogi. sepertinya bang Yogi ini adalah bapaknya dari SDU. hehe..
dan yang spesial dari pendakian kali ini adalah menuju TKP via
motor. Eitss..!! memang, dulu sempet main ke gede pake motor, tapi bedanya
kampus IPB sampai ke TKP gede Cuma 1-2 jam. Nah, kali ini? 8 jam komandan..!
serunya, kita menyusuri jalan bukit barisan yang belok kanan kiri nanjak nurun
yang “wow” sekali. Beri applause buat pengendara motor Sumatera, apalagi yang
udah biasa lewat jalan bukit barisan ini. Yoi, jalan berdampingan dengan
bus-bus besar, malam hari, hujan, licin, nanjak berbelok, seru-seru ngeri..!!
puas sudah menahan nafas selama perjalanan. Dag dig dug der dah..!! terapi
jantung..!!
Padang menuju desa sungai penuh dimana Kerinci berdiri kokoh
itu butuh kesabaran bos. 8 jam itu tidak sebentar. Harus berdamai dengan jok
motor biar duduk dengan nyaman. Harus bekerjasama dengan mata yang kiyip-kiyip.
Haha.. tapi, bagi saya? Ngantuk ya tidur.. jadilah, selama perjalanan yang
nyaman itu tertidur meskipun tidur merem melek. Tapi lumayan daripada lumanyun.
Mengejar pagi. Yoi, kita mengejar pagi agar sampai di desa
terakhir sebelum pos awal. Karena begitulah, mengingat tiket pulang yang sudah
di tangan. Jadi, jalan terus..!! disini, kita di ingatkan agar lebih hati-hati.
Motor komandan sempat oleng dan mereka terjatuh. Syukurlah mereka tidak
kenapa-kenapa. Tapi, alat makan yang kita bawa, almarhum sudah. Gak bisa
digunakan..!! plus telur yang seharusnya dinikmati bersama indomie hangat di
atas sana juga harus berakhir di perjalanan itu.
Desa Cangir. Tepatnya polsek desa Cangir. He-eh..!! kita
istirahat di masjid polsek itu, tertidur pulas dengan kondisi sepatu sandal dan
sepatu masih terpasang rapi di kaki. Tidur meringkuk untuk menemukan
kehangatan. Jadi, sebelum desa sungai penuh itu ada sebuah jalan, hutan rimba
namanya, cerita punya cerita kalau jalan aspal sejauh 32 (ato 23 km) itu ada
kisah yang cukup membuat kita tidak berani untuk melanjutkan perjalanan. Iya,
kata bapak-bapak yang kita temui dan abang yang jadi leader kita, kalo di jalan
itu banyak kejadian ada “penumpang” istimewa yang pengen ikutan. Jadi?
Daripadaambil resiko, jadilah kita bermalam di polsek cangir ini.
Pagi menyapa. Hei..!! siapa yang berdiri kokoh di belakang
“hotel” ini? Itu dia, Kerinci yang akan kita tuju. Kepulan belerang yang jelas,
langit biru yang aduhai..!! beuhh...!! Kuasa Illahi nomor satu dah. So? Tunggu
apalagi? Pagi sudah menyapa, lanjutkan perjalanan.
di sela perjalanan, memasuki kawasan Jambi |
narsis eksis..^^ |
*tobecont*
0 komentar: