Perjalanan Gokil (Hari Keempat)

22.13 ipeh the pooh 0 Comments

3 Mei 2014

Eps. Nikmatnya segelas teh hangat

05.00 WJI
Tidur yang nyenyak membuat jadwal summit tertunda 1,5 jam. Akhirnya kita harus rela gak liat si matahari muncul pelan-pelan di balik puncak. Yoi, kita baru melek jam 5, siap-siap dan baru keluar tenda jam setengah 7. Jadi? Nikmati saja perjalanannya. Dan huwaaa....!!! melihat langit bersama pelang di pagi hari itu sesuatu sederhana, tapi langka. Trus melihat piramida biru, bayangan si gagah, khas puncak kerinci. Gak ada kata selain decak kagum.. Segala Puji bagi sang Pencipta..!! itu baru keluar tenda. Belum melakukan perjalanan. Hehe...
pelangi dan piramida

06.30 WJI
Okesip..!! goyang kepala kanan kiri, pemanasan dan berangkat...!!! yang menjadikan gunung ini beda dengan gunung yang udah pernah saya daki adalah cadas..!! cadas yang memesona. Disini, harus bisa fokus, mencari celah, mainkan kaki, tangan dan otak biar bisa mencapai puncak. Huehehehh...cadas yang menawan terlewati, selanjutnya memasuki trek batu. Dan ini gak jauh beda dengan semeru dan rinjani. Yang istmewa adalah batu yang berwarna pink.. ^^. Dan banyak batu-batu besar yang membantu dalam perjalanan. Jalan yang panjang, berliku, sungguh melatih kesabaran dan keteguhan. Liat ke belakang, ssttt...!!! disana ada danau gunung tujuh. Di ujung sana ada deretan gunung yang tersusun rapi. Kadang tertutupi kabut.

Dalam pendakian, kadang kita menemukan kerikil kecil, atau duri yang membuat kita kaget, berteriak “aw..” atau semacamnyalah. Tapi yang jelas, kita tidak terpaku pada kejadian itu kan? Kita tetap melakukan perjalanan. Terus dan terus. Kadang kita berhenti untuk mengatur nafas. Kadang kita kembali melihat ke belakang, mengukur seberapa sudah jauh perjalanan kita, kadang kita menegadah berpikir betapa sulitnya perjalanan ini, mencoba teguh menatap ke depan. Tapi, percaya atau gak, kita lebih banyak fokus pada langkah kita saat itu. Yoi..!! puncak, memang tujuan kita. Tapi kita lebih fokus kepada langkah-langkah kecil. sampai pada akhirnya.. voilaaa....!! kaki kecil ini menginjakkan kaki pada puncaknya. Percaya? Perjalanan panjang yang penuh rintangan akan terlewati dan kita akan sampai pada puncak, jika kita terus melangkah, dan tentu saja ada keyakinan..!! dan ini tidak ada bedanya dengan kehidupan yang kita jalani kan? =D. ingat..!! selalu ada teh hangat di atas puncak. Betapa susahnya perjalanan dan pendakian kita. Hanya diperlukan keteguhan hati dan keistiqamahan. Hehe.. ^^v
berdiri dengan kaki sendiri di atap sumatra..!!

09.40 WIJ
Merasakan hangatnya matahari di puncak tertinggi setelah cartenz pyramid itu sederhana. =D. waktunya narsis eksis sambil menikmati segelas teh hangat. Huehehehe.. menikmati sinarnya matahari, menikmati sapaan sang kabut, menikmati gradasi langit. Menikmati salam kenal dari kerinci dengan mengeluarkan bau yang menggoda *bau belerang*, Dan lagi..Segala Puji bagi Sang Pencipta. ^^v
Puas gak puas, tapi mau gak mau, kita harus melanjutkan perjalanan. Kita harus kembali ke camp, mengejar waktu. yup..yup..!! saatnya untuk turun main selancar kerikil.
sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri

Eps. Belajar untuk percaya diri.

10.30 WJI
Filosofi pendakian yang terkenal adalah “tetap menunduk ketika naik dan tetap tegak ketika turun”. kalimat sederhana, tapi boleh dipikirkan. ini kalimat yang dalam bos..!! ^^v 
Yoi, jadi tetap pede meskipun sedang turun. Hup..hup..ambil langkah sana, langkah sini. Jatuh? Udah biasa. Hehe.. konsentrasi aja pada langkah. Dan kita akan segera sampai pada tujuan.
menunggu kabut..!!

Eps. Packing kilat

12.30 WJI
Sampai di shelter 2, kita gak membuang waktu, langsung packing karena kita harus segera kembali. Mengingat tiket pulang sudah ditangan. Huwaa...!! dan hup..!! jam setengah tiga sore, kita langsung turun menuju desa terakhir tempat dimana kita menitipkan motor.

Selama pendakian, alam benar-benar gak bisa di tebak. Bisa jadi panas, bisa jadi hujan pakai badai. Tapi syukurlah, kerinci penuh dengan pohon-pohon tinggi, jadi badai masih bisa di hadang. Tapi, tetesan hujan gak bisa di tahan oleh daun-daun yang tersusun rapat, tetap bisa menerobos masuk ke dalam hutan. Alhasil tanah-tanah itu seketika berubah jadi lumpur. Dan dari awal perjalanan turun sampai titik terakhir, kita seperti membajak sawah lumpur. Jangan tanya nasib baju. Tentu penuh dengan lumpur dari atas sampai bawah. Tangan, kaki, semua penuh lumpur. Untung saja wajah masih bisa di jaga. Huehehe...

Jam 5 sore, kita sudah sampai di pos 3. Target kita dari pos 3 ke pos 1 pintu rimba Cuma satu jam, karena jalan relatif lebih landai. Tapi, lagi-lagi kita hanya bisa berusaha sekuat tenaga, mengarahkan apa yang kita bisa. Alam masih mengambil andil dalam memutuskan. Yup, ketika kaki-kaki mulai melemah, gelap menyapa. Kita gak bisa menyalahkan. Jadi? Tetap terus berjalan dengan keterbatasan, pelan tapi lagi-lagi percaya bahwa pintu rimba semakin dekat.

Percaya? Yoi..!! ketika kita yakin akan ada secercah cahaya di ujung perjalanan ini, maka yuhuuu...!!! pintu rimba keliatan. Dan syukur alhamdulillah..!! kita selamat dan gak terjadi apa-apa. Cerita punya cerita banyak cerita mistis yang beredar di antara pos 3 sampai pos 1. Tapi, alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. ^^


20.30 WJI
Sampai di desa terakhir, sudah ada seorang teman yang menunggu dengan khawatir dan bapak baik hati yang rumahnya kita titipin motor. Kita di jemput pake motor, dan yuhuuu..!! gak jalan kaki lagi dengan jarak yang lumayan. Hehe..sampai di rumah, betapa bahagianya bertemu dengan air dan mandi. Banyak orang baik di sekitar kita, jadi gak ada alasan untuk tidak berbuat baik. Yoi..!! si bapak dan ibu menawarkan kita untuk istirahat malam itu di rumahnya. Trus? Apalagi alasan untuk menolak. Dan jadilah malam itu kita istirahat dalam empuknya kasur dan hangatnya selimut. Satu lagi, hangatnya keluarga. Orang asing yang terasa seperti keluarga sendiri. ^^v

*tobecont*

You Might Also Like

0 komentar: