Perjalanan Gokil (Hari Keempat)
3 Mei 2014
Eps. Nikmatnya segelas teh hangat
05.00 WJI
Tidur yang nyenyak membuat jadwal summit tertunda 1,5 jam. Akhirnya
kita harus rela gak liat si matahari muncul pelan-pelan di balik puncak. Yoi,
kita baru melek jam 5, siap-siap dan baru keluar tenda jam setengah 7. Jadi? Nikmati
saja perjalanannya. Dan huwaaa....!!! melihat langit bersama pelang di pagi hari itu sesuatu
sederhana, tapi langka. Trus melihat piramida biru, bayangan si gagah, khas puncak
kerinci. Gak ada kata selain decak kagum.. Segala Puji bagi sang Pencipta..!!
itu baru keluar tenda. Belum melakukan perjalanan. Hehe...
pelangi dan piramida |
06.30 WJI
Okesip..!! goyang kepala kanan kiri, pemanasan dan
berangkat...!!! yang menjadikan gunung ini beda dengan gunung yang udah
pernah saya daki adalah cadas..!! cadas yang memesona. Disini, harus bisa
fokus, mencari celah, mainkan kaki, tangan dan otak biar bisa mencapai puncak. Huehehehh...cadas
yang menawan terlewati, selanjutnya memasuki trek batu. Dan ini gak jauh beda
dengan semeru dan rinjani. Yang istmewa adalah batu yang berwarna pink.. ^^. Dan
banyak batu-batu besar yang membantu dalam perjalanan. Jalan yang panjang,
berliku, sungguh melatih kesabaran dan keteguhan. Liat ke belakang, ssttt...!!!
disana ada danau gunung tujuh. Di ujung sana ada deretan gunung yang tersusun
rapi. Kadang tertutupi kabut.
Dalam pendakian, kadang kita menemukan kerikil kecil, atau
duri yang membuat kita kaget, berteriak “aw..” atau semacamnyalah. Tapi yang
jelas, kita tidak terpaku pada kejadian itu kan? Kita tetap melakukan
perjalanan. Terus dan terus. Kadang kita berhenti untuk mengatur nafas. Kadang kita
kembali melihat ke belakang, mengukur seberapa sudah jauh perjalanan kita, kadang
kita menegadah berpikir betapa sulitnya perjalanan ini, mencoba teguh menatap
ke depan. Tapi, percaya atau gak, kita lebih banyak fokus pada langkah kita
saat itu. Yoi..!! puncak, memang tujuan kita. Tapi kita lebih fokus kepada
langkah-langkah kecil. sampai pada akhirnya.. voilaaa....!! kaki kecil ini
menginjakkan kaki pada puncaknya. Percaya? Perjalanan panjang yang penuh rintangan
akan terlewati dan kita akan sampai pada puncak, jika kita terus melangkah, dan
tentu saja ada keyakinan..!! dan ini tidak ada bedanya dengan kehidupan yang
kita jalani kan? =D. ingat..!! selalu ada teh hangat di atas puncak. Betapa susahnya
perjalanan dan pendakian kita. Hanya diperlukan keteguhan hati dan
keistiqamahan. Hehe.. ^^v
berdiri dengan kaki sendiri di atap sumatra..!! |
09.40 WIJ
Merasakan hangatnya matahari di puncak tertinggi setelah
cartenz pyramid itu sederhana. =D. waktunya narsis eksis sambil menikmati
segelas teh hangat. Huehehehe.. menikmati sinarnya matahari, menikmati sapaan
sang kabut, menikmati gradasi langit. Menikmati salam kenal dari kerinci dengan
mengeluarkan bau yang menggoda *bau belerang*, Dan lagi..Segala Puji bagi Sang
Pencipta. ^^v
Puas gak puas, tapi mau gak mau, kita harus melanjutkan
perjalanan. Kita harus kembali ke camp, mengejar waktu. yup..yup..!! saatnya
untuk turun main selancar kerikil.
sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri |
Eps. Belajar untuk percaya diri.
10.30 WJI
Filosofi pendakian yang terkenal adalah “tetap menunduk
ketika naik dan tetap tegak ketika turun”. kalimat sederhana, tapi boleh dipikirkan. ini kalimat yang dalam bos..!! ^^v
Yoi, jadi tetap pede meskipun sedang
turun. Hup..hup..ambil langkah sana, langkah sini. Jatuh? Udah biasa. Hehe..
konsentrasi aja pada langkah. Dan kita akan segera sampai pada tujuan.
menunggu kabut..!! |
Eps. Packing kilat
12.30 WJI
Sampai di shelter 2, kita gak membuang waktu, langsung
packing karena kita harus segera kembali. Mengingat tiket pulang sudah
ditangan. Huwaa...!! dan hup..!! jam setengah tiga sore, kita langsung turun
menuju desa terakhir tempat dimana kita menitipkan motor.
Selama pendakian, alam benar-benar gak bisa di tebak. Bisa jadi
panas, bisa jadi hujan pakai badai. Tapi syukurlah, kerinci penuh dengan
pohon-pohon tinggi, jadi badai masih bisa di hadang. Tapi, tetesan hujan gak
bisa di tahan oleh daun-daun yang tersusun rapat, tetap bisa menerobos masuk ke
dalam hutan. Alhasil tanah-tanah itu seketika berubah jadi lumpur. Dan dari
awal perjalanan turun sampai titik terakhir, kita seperti membajak sawah
lumpur. Jangan tanya nasib baju. Tentu penuh dengan lumpur dari atas sampai
bawah. Tangan, kaki, semua penuh lumpur. Untung saja wajah masih bisa di jaga. Huehehe...
Jam 5 sore, kita sudah sampai di pos 3. Target kita dari pos
3 ke pos 1 pintu rimba Cuma satu jam, karena jalan relatif lebih landai. Tapi,
lagi-lagi kita hanya bisa berusaha sekuat tenaga, mengarahkan apa yang kita
bisa. Alam masih mengambil andil dalam memutuskan. Yup, ketika kaki-kaki mulai
melemah, gelap menyapa. Kita gak bisa menyalahkan. Jadi? Tetap terus berjalan
dengan keterbatasan, pelan tapi lagi-lagi percaya bahwa pintu rimba semakin
dekat.
Percaya? Yoi..!! ketika kita yakin akan ada secercah cahaya
di ujung perjalanan ini, maka yuhuuu...!!! pintu rimba keliatan. Dan syukur
alhamdulillah..!! kita selamat dan gak terjadi apa-apa. Cerita punya cerita
banyak cerita mistis yang beredar di antara pos 3 sampai pos 1. Tapi,
alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. ^^
20.30 WJI
Sampai di desa terakhir, sudah ada seorang teman yang
menunggu dengan khawatir dan bapak baik hati yang rumahnya kita titipin motor. Kita
di jemput pake motor, dan yuhuuu..!! gak jalan kaki lagi dengan jarak yang
lumayan. Hehe..sampai di rumah, betapa bahagianya bertemu dengan air dan mandi.
Banyak orang baik di sekitar kita, jadi gak ada alasan untuk tidak berbuat baik. Yoi..!!
si bapak dan ibu menawarkan kita untuk istirahat malam itu di rumahnya. Trus? Apalagi
alasan untuk menolak. Dan jadilah malam itu kita istirahat dalam empuknya kasur
dan hangatnya selimut. Satu lagi, hangatnya keluarga. Orang asing yang terasa
seperti keluarga sendiri. ^^v
*tobecont*
0 komentar: