karena saya perempuan..^o^

15.27 ipeh the pooh 0 Comments

“nak, belajarlah dari merpati. Burung yang anggun, setiap orang menyukainya, dia jinak, tetapi sulit untuk ditangkap” itu pesan ibu.

Pacaran. Bagi saya ini cuma istilah yang tidak jelas. Tujuannya apa, kelebihannya apa, saya tidak tau.
Perempuan. Adalah makhluk berharga  yang diciptakan Tuhan dengan segala baik buruknya. Menjadi perempuan yang baik itu sulit. Perempuan. Bisa menjadi manfaat, tapi tidak menutup kemungkinan menjadi pintu mudharat bagi siapa saja, bahkan bagi dirinya sendiri. Perempuan itu rumit, kata para laki-laki. Hei laki-laki, kamu gak nyadar kalau kamu itu juga rumit? *lupakan topik laki-laki*

Diskusi tadi malam, *mungkin bukan diskusi kali ya, tapi menjadi pendengar yang baik diantara para lelaki* yang membahas tentang “pacaran” menjadi suatu yang menarik untuk ditulis, untuk menasehati diri sendiri, dan bagi kamu para perempuan, yang punya teman perempuan, yang punya adik perempuan, atau kakak perempuan.

Oke, saya juga seorang perempuan biasa kok. Bohong kalau saya tidak pernah ingin pacaran. Tapi, saya bersyukur niat antah berantah itu, sampai sekarang tidak terlaksana. Mungkin karena logika baik saya masih bisa berpikir cerdas. ^^v
yoi, karena saya belum menemukan titik terang dari pacaran. Justru saya menemukan bahwa “pacaran” itu statusnya lebih rendah dari teman. *gak ada maksud menyinggung siapapun* =D

Dari dulu, memang saya kurang tertarik dengan topik ini, tapi menjadi lebih menarik setelah saya menjadi pendengar. Haha.. dan sebagai perempuan, saya berani mengatakan kepada perempuan lain bahwa mereka akan menyia-nyiakan indahnya masa muda dengan mengikat diri dengan status pacaran. Kenapa? Karena menurut saya, kita bisa melakukan apa saja dengan seorang teman daripada seorang pacar.

Percaya gak percaya, *emang, saya belum pernah ngalamin, tapi banyak yang bisa dijadikan referensi, dari cerita teman, buku, film atau pengamatan langsung*, seorang teman itu lebih peduli daripada seorang pacar. Peduli seorang teman itu gak dibuat-buat, nyata, dan tulus karena teman gak pernah pusing dengan statusnya sebagai seorang teman, beda dengan seorang pacar. Sadar gak sadar, ada beban status pacar, jadi untuk melakukan sesuatu jadi mikir-mikir, biar terlihat istimewa alhasil seperti dibuat-buat. *thinkagain*

Sadar dan gak sadar, kadang perempuan ingin punya pacar, biar dapat perhatian lebih, ada yang ngantar jemput, ngajak makan, ngajak nonton, ini dan itu. Hei, perempuan.. sadarlah..!! justru ketika kita mengambil status pacaran, pikiran akan terfokus pada satu orang. Pacar..!! dan secara tidak sadar, otomatis otak kamu terkunci dan terpenjarakan. Padahal, masih banyak hal yang menarik di luar sana, dan masih banyak orang yang peduli dan perhatian sama kita. Cuma jadi ada batas, karena kita mikirin si pacar, menjaga hati si pacar. Ingat, Cuma pacar..!! dan gak menutup kemungkinan si pacar juga lagi bersenang-senang dengan orang lain. 

Dan apakah dengan status pacar, kita berhak mengatur kehidupan pacar? So? Apakah itu indahnya pacaran?? Lagi-lagi beda dengan teman..!! kita bisa saja, kapan saja mengajak teman untuk nonton, makan bareng, minta antar jemput, minta ini dan itu, tanpa batas. Karena kita berteman. Justru, teman hampir selalu siap disaat kita butuh. Teman punya agenda lain, gak bisa ikut bermain dengan kita, kadar sedih dan kecewa lebih sedikit daripada ketika si pacar menolak ajakan kita. Benerkan? Karena itu tadi, kita meletakkan posisi si pacar jauh di atas, padahal yang menemani kita setiap hari, ada si teman..!!
jadi apa spesialnya pacaran? Kalau boleh saya bilang, NOTHING..!!

Perempuan..!! kata seorang teman, posisi yang paling sulit dalam masyarakat sosial adalah PEREMPUAN. Pulang malam dengan seorang laki-laki, yang menjadi sorotan adalah perempuan. Bermain ke kosan laki-laki terlalu sering, yang menjadi sorotan adalah perempuan.  Karena itu tadi, seorang perempuan adalah makhluk yang berharga yang pernah diciptakan Tuhan. Layaknya mendapatkan sesuatu yang berharga-apapun itu, kita akan menjaganya dengan hati-hati dan baik. Begitulah yang harus dilakukan oleh manusia-manusia yang mengerti betapa berharganya perempuan. Lalu, bagaiamana dengan si perempuan itu sendiri? Jika dia mengerti dirinya begitu “berharga”, seharusnya dia juga mengerti kepada siapa dia akan “menjual” dirinya. Contoh yang simpel, orang-orang akan lebih memilih makanan yang disimpan dan tertutup dari terbuka. Orang-orang akan memilih makanan yang belum disentuh orang lain, daripada makanan yang udah dicicip orang lain. Lalu bagaimana dengan kita, perempuan? *selfreminder*.

gak pacaran sih, tapi TTM, teman tapi mesra. Saya baru mengerti, kenapa Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tidak berduaan, terlalu dekat dengan lawan jenis. Yongkru..!!! setan ada dimana-mana, bahkan dalam diri kita. Banyak mata-mata dan mulut-mulut. Entahlah, dalam hal ini saya kurang paham dan mengerti. Teman tapi mesra. “mesra” dalam hal apa dan bagaimana dan tujuannya kemana. Oke..oke..kalau itu mengarah pada “perilaku yang sadar atau tidak, tapi mengarah pada hal-hal yang negatif”, maka bagi saya tidak ada istilah teman tapi mesra. Teman ya teman. Mesra? Itu nanti saja kepada orang  yang tepat dan telah ditakdirkan untuk kita. Tapi kan suka gak sadar sista. Itulah gunanya akal dan hati. kita harus berpikir dan berusaha untuk menjaga hati. Saya yakin, meskipun katanya perempuan itu memakai 9 perasaan daripada akalnya, tapi perempuan masih bisa berpikir cerdas, jika mau. Dan saya yakin, sadar atau tidak, para perempuan akan sadar dengan apa yang dilakukan dan diputuskannya. Lalu? Bersikap. Meskipun perempuan itu “rapuh”, tapi perempuan yang tangguh harus bisa bersikap memilih hitam atau putih dan menerima semua konsekuensinya.  bukan abu-abu. abu-abu hanya akan memberikan "perasaan yang antah berantah" yang konsekuensinya mungkin lebih mengerikan. Simpel kan? *keliatannya, hahayy...*

Secara tidak sengaja mengikuti diskusi para teman di sebuah media sosial. Dan menurut saya menarik. Masih berhubungan dengan pacaran. Ada kalanya, perempuan juga ingin unjuk gigi. Dan tidak menerima “perbedaan” antara perempuan dan laki-laki. Pada dasarnya, karena si perempuan masih berpikir letak perbedaan perempuan dan laki-laki dimana karena perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan laki-laki. Trus kenapa kalau ada apa-apa yang menerima konsekuensi jika melakukan sesuatu – salah satu contoh simpelnya pacaran berlebihan- adalah perempuan. Padahal yang melakukan itu tidak hanya perempuan tapi bersama laki-laki. Em.. mungkin, sama-sama menerima konsekuensinya kali ya, Cuma yang keliatan dan jelas terlihat ya perempuan. Kenapa? Karena para lelaki lebih bisa mengatur hati, mud dan ekspresi. Beda dengan perempuan, yang langsung bebas berekpresi dan cuap-cuap kesana kemari. Kita (saya:red) tidak pernah tau, apakah ketika berpacaran trus putus lalu yang sakit hati dan sedih hanya si perempuan aja, atau si laki-laki juga mengalami hal yang sama? Tapi pelampiasan masing-masing yang berbeda, jadi terlihat seolah tidak terjadi apa-apa pada laki-laki.

Masih dari diskusi itu, ada yang berpendapat, pacaran gak hanya sebatas melakukan hal-hal yang negatif kok. Masih ada dan banyak hal yang positif yang bisa dilakukan dengan pacar. Oke, itu juga tidak salah. Karena ada yang berpendapat, dengan pacaran kita bisa mengenal lebih dekat siapa yang akan menjadi pasangan kita, membicarakan misi dan visi kedepan, belajar menerima kelebihan dan kekurangan, dan bla..bla.. okelah, itu juga tidak salah. Apapun itu, status apapun namanya, jika itu memang membawa kita ke hal yang positif kenapa tidak. Dan jika itu mengarahkan kita kepada jalan yang negatif, kenapa harus bersikeras mengatakan jalan itu benar dan diteruskan? *Emang dasar manusia*.

Dan kesimpulan dari tulisan ngalor ngidul ini, mau pacaran atau tidak, itu hanya sebuah status. Dan daripada status pacaran, status teman lebih berharga daripada pacar. Karena status pacar yang secara sadar atau tidak “mengikat” dua orang hanya berkecimpung pada dunianya. Sedangkan status teman, bebas bisa kesana kemari tanpa ada beban “karena si pacar”.
Kalau melihat dari sikap, perilaku-yang mendekati nafsu-maka status pacar dan teman gak ada bedanya. “nafsu-apa aja” bisa muncul dimana aja, kapan saja, dan pada siapa aja. Makanya Islam mengajarkan “hindari berduaan dengan lawan jenis yang gak ada manusianya selain berdua”. Tapi status pacar lebih memungkinkan untuk bisa berdua daripada teman, karena “pacar”. Kalau teman berduaan pasti pada curiga kan? Trus karena statusnya teman, ada rasa malu, jadi gagal deh untuk yang mendekati namanya “berduaan”. Tapi, Allahu Alam. Hanya Allah yang mengetahui isi hati setiap manusia. Tidak dipungkiri, hati yang tersembunyi pun masih sering “berzina”.*selfreminder*

So, what next?
Kita manusia hanya berusaha untuk menghindari dan menjadi manusia yang lebih baik dengan menjauhi hal-hal yang menuju negatif yang dengan “kenikmatannya” dapat melenakan manusia yang suka lupa.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiolxIV6HZ8RI1wmF8fWp5Z4O4Sx2mTPaKRN0jI-oLGwh4o1X6GFYdJoBsL3IExtXYv4A_PS4mBwERA-PASzVVvhl48vGNmQIsxci1aZIpmV9EoX0Xuxg6R1jLBSM7BPXFFtaDs8wKNpnxJ/s400/Gambar+Wanita+berjilbab.jpgDan saya, kamu, siapapun yang merasa dirinya perempuan, yang harus kita ingat adalah, PEREMPUAN itu BERHARGA, dan jadilah makhluk yang benar-benar berharga, yang bisa menjaga “NILAI”nya. Apa dan bagaimana caranya, diri kita-perempuan yang lebih mengetahuinya. Jadi, mari berusaha untuk menjaga diri dan hati dari hal-hal yang secara sadar atau tidak menuntun kita kedalam “jurang” dimana pada akhirnya menuntut kita untuk menerima “konsekuensinya” dan “merusak” diri kita.

Oke...!!!
Mari menjadi perempuan yang tangguh, yang dapat menjaga diri dan mengerti posisi dan “nilai”nya di mata sosial, agama, dan apapun itu. ^^v

Karena saya PEREMPUAN.. !!!

*catatan ini simpulan dari diskusi dan mendengar cerita dari teman sejak bulan puasa kemarin, trus dilanjut dengan beberapa hari yang lalu* 


You Might Also Like

0 komentar: