Petualangan Genk DRagon Fly #3

17.48 ipeh the pooh 0 Comments

16 Oktober 2015
Masih ingat tentang dilematisnya basecamp kita di pusat KTM?  Yoi, karena itu ketua genk kita dengan kekuatan bulan dan bintang berusaha untuk mencari basecamp kesana kemari, yang berada dititik tengah-ke utara dekat, ke selatan dekat.  Tapi ternyata bulan dan bintang tidak bisa membantu banyak. He-eh..!! yang berhasil membantu kita adalah kekuatan silaturahmi..!! saya juga lupa, ada agenda apa yang membuat ketua genk itu menemui pak camat. Dan yaaatttaaa...!! kita dapat basecamp gratis. Satu rumah dengan tiga kamar, ada kursi tamu, dan dapur *meskipun di dapur hanya ada 2 lusin gelas*. Tapi itu, huawaaaa...!! merdeka..!!! Kita akan bebas punya basecamp gratis dan bisa masak. Jadi, tidak melulu makan pecel sayur atau nasi goreng a la anak TK atau mengambil jatah jajan anak SD, gak perlu bingung lagi untuk makan siang dan makan malam, tidak harus makan nasi goreng, nasi goreng dan nasi goreng lagi. Dan gak perlu dengar ringtone “paahh...paahh...” tiap pagi untuk “nawarin” kopi, minjam motor yang udah dipinjam, atau “kehilangan” baju. Wkwkwkwkkkkk...

Beruntunglah, saat itu ada kunjungan dari tim Jakarta dan akhirnya mereka mengerti dan mendukung kita untuk segera pindah. Lagi-lagi, kekuatan silaturahmi bekerja. Yang tadinya kita bingung mau pindahan bagaimana karena barang yang lumayan daripada lumanyun, dengan ini, pindahan jadi guampang, tinggal sekali angkut pake mobil tim Jakarta. Huehehehe..

Tenang, meskipun rumah yang jadi basecamp adalah rumah yang ditinggal penghuninya. Tapi masih layak bahkan sangat layak huni kok. Cliiinnngg...!! kekuatan tiga kurcaci berhasil menyulap rumah penuh debu menjadi rumah cling yang nyaman untuk ditinggali. *berikan applause buat kurcaci-kurcaci ini..*

Hanya 2 bulan rumah ini akan kita huni menjadi basecamp, sangat cukup jika hanya untuk dijadikan tempat tidur, tapi broh, hidup gak cuma tentang tidur, tapi kita butuh makan. Dan kita gak mau kejadian yang sama terulang, bingung mau makan apa dan dimana? Maka, seketika kita berpikir keras. Kamu percaya dengan kekuatan pikiran? Iya, om Paulo Coelho pernah bilang, “when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it”. And then, taraaannggg...!! keinginan kita terkabul, dengan baik hati seorang ibu membaca pikiran kita, dan meminjamkan kita seperangkat kompor dengan cuma-cuma. Yihaaa...!! selamat berkreasi di dapur sederhana dengan perlengkapan yang terbatas. Dan terhitung pada hari itu, kegiatan lain yang menyenangkan dan akan menjadi hal yang paling dirindukan adalah suara dapur klontang-klontang di pagi dan malam hari, kreasi masakan dari chef-chef dadakan, dan tentu saja ini berhasil membuat program “diet” yang sempurna.

22 Oktober 2015
Kadang, bukan sesuatu yang mewah yang membuat kita bahagia. Justru kadang dengan memberikan perhatian kecil yang sederhana jauh lebih berarti dan memiliki kesan yang mendalam. Bukan hanya bagi untuk orang tersebut, tapi lebih berarti untuk diri kita sendiri. Seperti hari ini. Mengucapkan “selamat ulang tahun” kepada ibu kos. Sederhana, tapi istimewa. ^^
Ulang tahun ibu kos Lunang
23 Oktober
Mencari peluang, memanfaatkan kesempatan, melangkah dan bergerak adalah langkah kongkrit untuk melaksanakan rencana-rencana yang telah tersusun dengan rapi. Oke, masih ada faktor x yang mempengaruhinnya, tapi faktor x itu bisa kita tekan menjadi sangat kecil jika kita dengan bersungguh-bersungguh untuk melangkah dan bergerak. Iya kan? Iya dong..!! hari ini buktinya. Menyelam sambil minum air, bekerja sekalian liburan. Hehe.. meskipun ditengah perjalanan sempat galau karena di telepon oleh tim dari Jakarta, karena ini dan itu, yang sedikit mebuat kita tepok jidat ketika ada pernyataan “kalau mau ke kabupaten, silahkan. Cukup berdua saja, kamu dan koordinatornya naik motor”. Oke, terimakasih. Tapi pak, kami cukup waras dan tidak mau ambil resiko mengendarai motor  yang kurang mendukung selama  5 jam. Maka, maafkan kami jika kami mencari alternatif lain, karena selalu ada kesempatan dalam kesempitan *loh?*.
jalan-jalan cantik
Oke..oke...!! ini adalah perjalanan kesekian yang direncanakan untuk bekerja sambil bermain. He-eh, ada sedikit kebutuhan untuk pergi ke kabupaten, mancari informasi dari dinas-dinas terkait. Dan selebihnya juga ada kebutuhan dari manusia-manusia yang mulai eror. Need vitamin sea..!! wkwkwkwk...
Pulau Cangkuak-Kompleks Pantai Carocok Painan
So? Jadilah hari itu setelah mengunjungi dinas-dinas, kita manusia cerdas langsung menyusuri Kabupaten ini, untuk mencari bukti kebenaran kerennya tempat wisata di Kabupaten. Huehehe.. dan benar saja, pantai Carocok Painan lebih “terurus” dan sudah dikelola dengan baik. Bermain dan berenang ditengah laut itu memang gak ada matinya. Meskipun laut dan pantai hampir sama kemanapun dan dimanapun tempatnya, tapi lagi-lagi ini bukan masalah destinasi, tapi bersama siapa. Iyes..!! ini tentang perjalanan.
iyes, ini tentang perjalanan..!!
30 oktober 2015
Basecamp menjadi tempat yang istimewa bagi kita-Genk Dragon Fly. Disini semua ke-amazing-an yang tersimpan terbongkar. Udah gak ada yang namanya jaim-jaiman, “ngebom” dimana aja udah biasa. Ngomong dengan muka bantal juga lewat, tidur dengan tingkah-tingkah aneh juga udah bukan hal yang istimewa, karokean berdendang india dan joget-joget gak jelas udah jadi menu sarapan hampir setiap pagi, joinan kopi sambil mainan poker ditambah dandanan pake bedak juga mulai jadi kebiasaan. Kembali bermain seperti anak kecil – perang bantal, perang sarung,  perang makanan, perang suara, ngisengin yang lagi masak- menjadi kegiatan sehari-hari yang luar biasa menyenangkan.

Sampai pada suatu hari, kanvas kehidupan kita diwarnai dengan warna abstrak tidak jelas. Untuk yang pertama dan terakhir kejadian ini menimpa kita, penggrebekan..!! yoii..!!! kita di grebek massa  tepat pukul 00.00 WIB, ketika raga dan jiwa mulai melayang ke alam mimpi. Ah, entahlah. Kadang negeri ini membingungkan.  

Jadi begini ceritanya,
 tanah minang adalah tanah yang masih memegang erat adat istiadatnya. “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah-adat bersandi syariat, syariat bersandi Kitabullah”.  yoi, seperti laki-laki dan perempuan yang tidak jelas statusnya bersama, apalagi di malam hari itu adalah hal yang tabu, yang harus segera “diperjelas”. Makanya jangan heran, hampir selama 3 bulan di tanah minang itu, bisa dikatakan jarang menemukan pasangan laki-laki perempuan  yang sedang kencan di jalanan, atau disudut-sudut kota.
Kita mengetahui itu, tetapi bukannya tidak peduli, tapi toh disini niatnya memang tulus bekerja, dan kita sudah mendapat izin dari bapak camat, dan sekitarnya untuk melakukan kegiatan, dan memang kita adalah laki-laki perempuan asing yang tidak punya hubungan darah selain menyelesaikan misi dan visi dari dinas, dan tinggal satu atap.

Itu dia kesalahannya. Jika berduaan saja tanpa hubungan yang jelas harus segera diperjelas, apalagi dengan kita? Tinggal satu rumah, meskipun tidak berduaan-kita tinggal berlima, tapi gak ada kata ampun. Ini adalah pelanggaran adat, kata mereka.

Kesalahan selanjutnya adalah kita yang sedikit cuek dan lupa akan minta izin dari pak RT setempat atau disini namanya kepala kampung. Ini miskomunikasi, karena kita menganggap bahwa saat pak camat mengizinkan kita untuk melakukan kegiatan dan tinggal serumah, maka kita pikir, kita sudah aman. Tapi, ternyata meminta izin itu tetap perlu. Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung. Ini bukan kota besar yang semau gw dengan lagu “urusan gw-ya gw, urusan lu-ya lu”. Dan bang Iwan seketika berdendang “Masalah moral, masalah akhlak biar kami cari sendiri. Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu”. Disini, gak bisa kayak kata bang Iwan. Masalah moralmu, ya gw yang urus, tapi moral gw, bukan urusan lu. *eh-abaikan*.

Mungkin, kita sudah  jadi perhatian orang-orang sekitar, cuma mereka lagi nunggu momen. Nah, pas saat itu, kita pulang malam karena melakukan pertemuan dengan para petani, boncengan cewek cowok dan masuk dalam satu rumah, jeng..jeng..terjadilah momen yang pas untuk penggrebekan. Dan berhasil membuat kita tepok jidat berkali-kali, dan ingin pulaaaanngggg...!! T.T

Gimana enggak coba, ketika target-target kegiatan yang terus meronta-ronta untuk segera dicapai, ketikan memberikan pemahaman pada masyarakat setempat yang butuh perjuangan, berada pada situasi kiri salah-kanan salah, bahkan harus tutup mata dan telinga, karena kadang harus dihadapkan pada situasi “salah yang harus dibenarkan”, wacana hukum adat karena telah melakukan “pelanggaran” yang belum dikroscek kebenarannya-nikah dan denda sekian juta, apalagi yang kita inginkan selain pulang? Huakakakakkk...

Ah, hidup selalu memiliki kejutan-kejutan luar biasa yang membuat hidup adalah hidup. Begitulah, kejadian itu memberikan pelajaran berharga bagi kita, lebih waspada karena penafsiran terhadap apa yang kita lakukan memiliki arti yang unlimited. Kadang, niat yang baik belum tentu disambut dengan baik. Namanya juga perjuangan, gak ada yang lancar seperti jalan tol. *bahkan jalan tol yang dianggap sebagai jalan bebas hambatan pun kadang menemukan hambatan*. Yuhuu...!! kejadian ini menjadikan kita sedikit lebih kuat untuk menghadapi masalah yang tidak terduga, masalah yang kadang tidak sengaja kita buat. Hegheg..  dan percayalah, kejadian ini akan tertulis dengan abadi dalam ingatan kita masing-masing. Nanti, suatu saat ketika kita bertemu kembali, maka kita bisa tertawa puas mengenang kejadian penggrebekan itu. hehe...

3 November 2015
Sudah menjadi kebiasaan kita untuk saling berkunjung. Silaut ke Lunang, Lunang ke Silaut. Bosan di Silaut, main ke Lunang, dan Bosan di Lunang pindah ke Silaut, meskipun kadang cuma pindah main poker, numpang tidur siang dan melakukan kegiatan gak jelas, *ketika semua kepala menunduk melihat layar kecil*. Hari ini juga begitu. Melakukan hal yang biasa dengan kebiasaan sebelumnya. Nah, kejadian yang luar biasa itu adalah ketika di jalanan yang kosong, dimana hampir semua pengedara roda dua mendekati pembalap nekat, motornya gak ada kaca spion, gak pake helm, kadang plat pun gak ada, bahkan udah gak aktif, tetiba ada segerombolan polisi yang sedang melakukan operasi bersih. Gak heran dong, kabar ini tersebar seantero Lunang Silaut. “Ada penilangaaannn...!!” terdengar suara pengendara motor yang ingin membantu sesamanya. Lalu, kita yang memiliki semua kesalahan itu, tiba-tiba berhenti. Karena gak punya niat untuk berurusan dengan polisi. Iye, baru beberapa hari kemarin kita juga berurusan dengan polisi karena kasus penggrebakan.


Tapi boy, setelah dipikir-pikir, motor gak ada spion, gak ada helm, plat mati, bukan "kesalahan" kita seutuhnya. Karena kasusnya disini adalah kita pendatang, yang minjam motor. Dan dapat pinjaman dengan kondisi begitu. Jadi, dengan kekuatan tugas dari Jakarta, kita memberanikan diri untuk melaju menembus operasi bersih itu. dan voilaaa...!! kita memang anak baik. Polisi melepaskan kita, pak polisinya baik hati dan
mengerti bahwa kita orang jauh. Gak cuma itu, pak polisi juga minta di poto *eh*, sebagai bukti bahwa seharusnya kita di tilang, trus kita juga dapat nomor telepon pak polisi, pak polisi bilang, kalau ada apa-apa nanti di sekitar Padang, bisa telepon pak Polisi buat bantuin kita. Uu....keeereeeennnn..!! *.* (a la Otan)

*masih tobecont*

You Might Also Like

0 komentar: