Tambora..!!
Mendengar kata Tambora bukan untuk yang pertama kali, tapi jujur saja sebelumnya saya tidak tau letak Tambora itu ada dimana. Tambora lebih dikenal dengan kopinya, meskipun saya juga belum pernah mencicipi nikmatnya kopi Tambora. Tapi bukan berarti Tambora itu hanya sebatas daerah yang terkenal dengan kopinya.
Hijaunya Tambora |
Ternyata, Tambora memiliki hal yang lebih menarik
daripada hanya sekedar cerita kopi. he-em, Tambora juga merupakan salah satu
nama gunung di Indonesia. Tapi, gunung Tambora sendiri jauh tenggelam di
banding dengan nama gunung-gunung Indonesia yang lain. hm.. ada apa gerangan?
yoi, saya sendiri juga baru ngeh dan mulai tertarik dengan Tambora saat seorang
teman *yang hampir selalu menjerumuskan saya untuk lebih mengenal jejeran
gunung Indonesia* mengatakan bahwa dia akan pergi mengunjungi Tambora. Ingin
bersama-sama pendaki dari belahan dunia lain memperingati 200 tahun meletusnya
Tambora, katanyan saat itu. hei..!! pendaki belahan dunia lain? iyes..!!
Faktanya, ternyata Tambora lebih dikenal oleh orang asing daripada orang Indonesia
sendiri.
Oke, mari berkenalan dengan Tambora sebelum nulis ngalor
ngidul tentang apa saja yang berhubungan dengan Tambora.
gunung tambora dari ketinggian |
Gunung
Tambora terletak di pulau Sumbawa, bagian dari Kepulauan Nusa Tenggara. Gunung
ini membentuk rantai selatan kepulauan Indonesia. Tambora membentuk semenanjung
yang dikenal dengan semenanjung Sanggar. Di sisi utara semenanjung itu, ada laut Flores, dan di sebelah selatan terdapat teluk Saleh
dengan panjang 86 km dan lebar 36 km. Pada mulut teluk Saleh, terdapat pulau kecil yang disebut
Mojo. Tambora dikelilingi oleh desa Sanggar, Doro Peti, Pesanggrahan dan
Calabai. Dan Kota terdekat yang terletak
dikaki gunung ini ada Kota Bima dan Dompu. Tambora terbentang 340 km di sebelah utara sistem palung Jawa dan 180-190 km di atas zona subduksi. Karena Tambora terletak di
atas zona subduksi, hal ini mengakibatkan Tambora pernah menduduki peringkat
pertama sebagai gunung berapi tertinggi di Nusantara *belum menjadi Indonesia*.
Yoi bro, ketinggiannya mencapai 4300 mdpl..!!!
dan setelah meletus sampai saat ini, ketinggian gunung Tambora hanya
mencapai 2.850 mdpl.
gambaran Tambora |
* Zona Subduksi itu ternyata merupakan zona yang terdapat pada batas antar lempeng
yang bersifat konvergen, karena perbedaan massa jenis antara kedua jenis
lempeng. Lempeng yang lebih besar massa jenisnya menunjam kebawah lempeng
lainnya. Penunjaman ini terjadi di batas antar lempeng samudra dan benua
atau di antara sesama lempeng samudra. Dan lagi-lagi, ternyata Zona Subduksi
adalah salah satu tempat bagi tebentuknya deretan gunung berapi dan gempa bumi.*
Ternyata Tambora itu menarik. Gak cuma seberapa dahsyat
letusannya. Tau gak, ternyata sampai sekarang, masih banyak arkeolog asing sana
main ke Tambora, Cuma buat menggali apa, mengapa dan bagaimana cerita kisah ini.
Wow gak sih? *apakah, arkeolog Indonesia juga melakukan hal yang serupa, cuma
gak di ekspose jadi gak terkenal? Saya juga gak tau*.
Kenapa Tambora bisa terkenal sampai Eropa, Afrika dan
Amerika sana. Ternyata 200 tahun lalu, akibat letusan Tambora ini terjadi yang
namanya “ the year whitout summer”, Tahun tanpa musim panas. Karena aerosol
sulfat yang dikeluarkan oleh letusan Tambora tertahan di atmosfer sehingga
menghalangi sinar matahari ke bumi. Sehingga gelap masih menyelimuti Benua
Eropa pada musim panas. Makanya peristiwa itu dikenal sebagai 'Tahun tanpa
musim panas'. Kenapa aeroso sulfatnya
bisa menghalangi sinar matahari? Karena tinggi letusannya mencapai 43 km,
setinggi lapisan udara stratosfer, lebih tinggi dari ketinggian gunung Everest
dan ketinggian pesawat terbang..!!
Tambora meletus tahun 1815 pada bulan April tanggal 10. Material
vulkanis yang dikeluarkan saat Gunung Tambora meletus mencapai lebih dari 100km
kubik atau 100 milliar meter kubik, sedangkan Gunung Merapi 'hanya' memuntahkan
150 juta meter kubik. See? Betapa dahsyatnya letusan itu? Yuhu..!! suara
ledakan itu sampa ke Sumatera yang jauhnya 2000 km. Eh, bukan, tapi juga sampai
ke Singapura. Asap dan abunya? Yang jelas sampai kemana-mana. Karena sampai
pada tahun 1816, hampir seluruh belahan dunia terutama Eropa, Amerika dan tentu
saja Indonesia mengalami kelaparan. Tidak adanya matahari menyebabkan tumbuhan
sulit tumbuh. Gak ada tumbuhan berarti hewan gak nemu makanan, so? Manusia kelaparan.
Laut-laut juga tertutupi abu vulkanik dan manusia-manusia yang terapung akibat
ledakan itu. *ngeri sendiri ngebayanginnya*
Selain *mungkin* karena kejadian alam, selalu ada sebab
yang menyebabkan akibat kan? Naah, baru-baru ini saya baca sebuah novel yang
judulnya Tambora. *yang membuat saya penasaran dengan kisah dan sejarah
Tambora*. Ternyata, pada saat itu, keadaan masyarakat di sekitar Tambora juga
lagi kacau, terjadi perang saudara antar kesultanan (ada tiga kesultanan yang
terkenal, yaitu Kesultanan Tambora, kesultanan Pekat dan Kesultanan Sanggar), Belanda
semakin menggila-melakukan apa saja untuk memperkaya negaranya. Belanda
melakukan adu domba antar kesultanan, orang-orang pribumi takut untuk hidup di
rumahnya sendiri. Tempat-tempat ibadah di bakar. Para pemimpin kesultanan hanya
peduli dengan kekayaanyan sendiri, kesombongan merajalela. Dan konon cerita turun temurunnya, sebelum gunung
meletus Raja dari Kesultanan Tambora mengundang Ulama dari Gowa yang saat itu
sedang menyiarkan Islam ke kerajaan. Disana, raja menghidangkan daging anjing
untuk Ulama itu. Saat tau, maka Ulama itu berdoa, dan langit menjadi gelap,
booommm..!!! Gunung Tambora meletus * dari Novel yang saya baca dan referensi
dari gugel, Cuma cerita itu hanya legenda yang kebenarannya masih belum jelas*.
Pada tahun 2014, ada tim arkeologi dari Indonesia yang
dipimpin oleh Pak Made mulai mencari dan menggali cerita dari Tambora ini. Dan kata
Pak Made Geria, mulai ditemukan artefak-artefak yang menunjukkan bahwa sebelum
meletus, Tambora memang di kelilingi oleh peradaban yang cukup maju. Penemuan
itu menunjukkan warisan budaya Indonesia yang hilang terkubur. Menurut Pak
Made, Kerajaan-kerajaan di sekitar Tambora tidak hanya kerajaan agraris di
wilayah pegunungannya, tetapi juga memiliki kemampuan berdagang. Apalagi wilayah
ini juga strategis terutama karena ada pelabuhan yang selalu ramia yaitu
Pelabuhan Kenanga. *hm, pantas saja Belanda saat itu tergila-gila sama tambora*
salah satu penemuan peradaban |
begitulah kira-kira cerita tentang Tambora, belum puas sih..
masih harus banyak baca lagi dan mencari tau, tapi hari ini cukup sampai disini.waktunya mepet sekali. *bentar lagi di usir, jam makan siang katanya*
masih harus banyak baca lagi dan mencari tau, tapi hari ini cukup sampai disini.waktunya mepet sekali. *bentar lagi di usir, jam makan siang katanya*
jadi, kalau kamu juga masih penasaran, silahkan berselancar di gugel. ^^
Mupeng...!! |
Sampai jumpa di Tambora *eh*
iya, mungkin saja kamu yang baca berniat mengajak saya bertemu di Tambora,
hehe....
iya, mungkin saja kamu yang baca berniat mengajak saya bertemu di Tambora,
hehe....
0 komentar: